Redirect to TarakanBais

Selasa, 20 September 2011

Badrun : Tidak Ada yang Perlu Kecewa

. Selasa, 20 September 2011

TARAKAN – Sekretaris Kota (Sekkot) Tarakan Haji Badrun mengatakan, pemerintah kota saat ini sedang intens membangun reformasi birokrasi. Setidaknya ada empat khazanah yang penting dalam reformasi birokrasi tersebut. Yaitu kultur birokrasi, yaitu pemerintah dihadapkan pada dinamika, nilai dan norma yang tidak sama dengan pemerintahan terdahulu. Dari itu, mindset birokrasi yang ada sekarang harus menyesuaikan dan beradaptasi dengan reformasi birokrasi, apapun alasannya. Kedua, pemerintah kota membangun kelembagaan secara berjenjang. Dan pembangunan tersebut akan berdampak pada tour of duty dan tentunya berdampak pada pemindahan tempat. “Sejak kita punya Undang-undang (UU) No. 8/1974 tentang Kepegawaian yang diubah menjadi UU No. 43/1999 maka seluruh pemerintahan harus mempunyai road map atau grand design,” kata Badrun usai apel pagi, kemarin.

Ada 9 agenda grand desain yang dideklarasikan Kemendagri. Di antaranya adalah kultur, pelayanan, mindset dan transparansi. “Ketiga tentang SDM. Terus terang kita diasah untuk peka terhadap tuntutan pelayanan. Apalagi di era yang serba IT (informasi teknologi) yang sedemikian pesat, masyarakat bisa akses kemana saja, serta bebas berpendapat terhadap pelayanan yang diberikan,” ungkapnya.

Disinggung soal mutasi yang kerap dilakukan pemerintah kota dan dinilai sejumlah pihak terlalu cepat, menurut Badrun adalah hal yang biasa dalam reformasi birokrasi. “Itu tergantung penilaianlah, tergantung persepsi. Bagi pemerintah kota, tidak ada yang perlu kecewa. Marilah kita taat dan patuh terhadap aturan main yang sudah ada karena kita (pemerintah, red.) hidup dalam ketentuan,” jawabnya.

Menurutnya, pendapat dan keinginan pribadi harus diadaptasikan dengan kepentingan organisasi, tidak sebaliknya. Karena pemerintahan daerah itu terdiri dari kepala daerah dan seluruh SKPD. “Karena ini sebagai satu kesatuan sistem, maka begitu ada yang bergerak satu maka akan diikuti yang lainnya,” tandasnya.

Apakah benar jika mutasi yang dilakukan ada factor like and dislike, suka atau tidak suka? “Kita tidak melihat kesana, yang jelas bagaimana visi pribadi diadaptasikan dengan misi organisasi dan visi kelompok diadaptasikan dengan visi pemerintah,” jawabnya diplomatis.

Pasalnya, tambah Badrun, pemerintah kota adalah sebuah tim, diharapkan bisa mengalahkan semua kemauan-kemauan individu dan perorangan untuk menyesuaikan dengan kemauan pemerintah dan organisasi. “Etikanya sudah seperti itu, ketika kita sudah masuk dalam kelompok dan komunitas, otomatis kita harus siap berkorban, apalagi pejabat publik. Dia harus mengorbankan kemauan dan keinginan yang bersifat personality, makanya kalau pejabat nongkrong di warung tentu akan menjadi sorotan publik,” tuturnya.(ddq/ndy)

Sumber : radartarakan (21 September 2011)

Entri Populer

Label

 

Link Banner

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger

Sahabat Tarakan

Tarakan Borneo Lovers is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com