Redirect to TarakanBais

Jumat, 30 September 2011

Dinkes Tarakan Akui Sulit Terdeteksi

. Jumat, 30 September 2011

Hingga September, Empat Penderita Meninggal Dunia

TARAKAN – Masyarakat Kota Tarakan yang meninggal dunia akibat menderita penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) terulang lagi hingga September ini. Padahal pada kasus 2010 lalu, sebanyak 275 penderita DBD dari 20 Kelurahan di empat Kecamatan tak satu pun warga yang meninggal dunia akibat penyakit tersebut.

Kendati demikian, Kepala Dinas Kesehatan Tarakan, dr Khairul menilai, sepanjang tahun ini penderita DBD yang dialami masyarakat Tarakan hingga 16 September lalu sebanyak 143 kasus relatif menurun. Berdasarkan data yang dihimpun Dinas Kesehatan Kota Tarakan di 2008 kasus DBD tercatat sebanyak 471 kasus dengan meninggal dunia sebanyak 11 orang. Sedangkan angka tertinggi terjadi pada tahun 2009 yaitu sebanyak 706 kasus dan 12 orang meninggal dunia.

“Sebenarnya kita berharap kasus di tahun 2010 lalu yang tidak satu pun penderita DBD meninggal dunia bisa kita pertahankan di 2011 ini. Tapi mungkin kita terlena dengan kasus ini,” kata Khairul saat ditemui Radar Tarakan kemarin (29/9).

Selain itu, pihaknya juga menilai keterlambatan masyarakat untuk membawa berobat keluarganya ke Puskesmas ataupun rumah sakit. Sehingga ia berharap, jika ada keluarga masyarakat yang menderita gejala DBD yang disertai panas tak menentu atau berlangsung hingga beberapa hari segera dirujuk ke rumah sakit bukan Puskesmas untuk mendapatkan perawatan yang lebih insintif.

“Gejala awal DBD ini terus terang saja memang sulit terdeteksi sehingga kita selalu observasi. Karena kita berpatokan pada trombosit, trombosit itu kalau di bawah seratus ribu baru dia divonis DBD, tapi kalau gejala-gejala awal itu biasanya trombositnya tidak turun sampai seratus ribu ke bawah, biasanya kalau sudah 100 ribu itu sudah parah sekali,” terangnya.

Masih dikatakan dokter Khairul, gejala awal DBD kadang-kadang demam biasa dan demam tinggi. Namun jika penderita mengeluh hingga ke uluh hati serta muntah-muntah dan pendaraahan atau bintik-bintik merah harus segera ditangani.

“Pencegahannya, kalau ada gejala-gejala seperti itu atau panas yang tidak jelas begitu, harus banyak minum dan istirahat,” kata dr Khairul menganjurkan.

Upaya mencegah penyakit DBD di Tarakan sebenarnya sudah lama dilakukan pihaknya melalui gerakan bersih-bersih secara rutin melalui masing-masing kelurahan. “Minimal 3 M. Intinya lingkungannya selalu diperhatikanlah termasuk jika ada lubang-lubang pohon dan pagar yang bisa menampung air dikeringkan. Supaya tidak terjadi sarang nyamuk,” beber Khairul.(sur/ris)

Sumber : radartarakan (30 September 2011)

Entri Populer

Label

 

Link Banner

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger

Sahabat Tarakan

Tarakan Borneo Lovers is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com