Redirect to TarakanBais

Rabu, 21 September 2011

Orang Tua Jangan Ragu Lapor Pemerintah

. Rabu, 21 September 2011

Jika Mengetahui Ada Kasus Anak yang Terlantar

TARAKAN - Organisasi PKK sangat menyayangkan jika ada orang tua yang membiarkan anaknya terlantar bahkan tidak mengenyam bangku pendidikan. Untuk itu, para orang tua atau masyarakat umum diminta untuk proaktif jika menemukan kasus keterbelakangan mentarl anak untuk segera menghubungi pemerintah kota, bisa melalui Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tarakan.

”Jangan segan-segan untuk melaporkan meskipun kami tau itu adalah bumerang untuk keluarga. Kami menjamin akan merahasiakan identitas pelapor,” kata Hj.Siti Jumilah Suhardjo, wakil ketua PKK Tarakan. Menurut istri wakil walikota Suhardjo ini, memang selama ini pihaknya belum pernah mendapatkan ada kasus seperti ini sehingga menyebabkan keterbelakangan mental terhadap anak mereka.

Namun demikian, dirinya enggan mengatakan jika Edi (25) dan Warda adik kandungnya ini adalah korban salah asuh oleh orang tua. ”Pertama saya melihat dari faktor ekonomi keluarga yang tidak mampu, apalagi dengan kondisi keluarga yang anak banyak, sementara istri sudah meninggal, memang perlu mendapat perhatian serius pemerintah,” katanya.

Sebelumnya, diberitakan bahwa warga RT 23 Kelurahan Pamusian ini mengalami keterbelakangan mental yang mendera sejak masih bayi (gejala awal sakit berat). Akhirnya membuat Edi tak bisa mengecap pelajaran atau bersenda gurau dengan teman sebayanya. Ditambah kekurangan pada kemampuan berbicara (bisu, red.), menambah berat beban hidup.

Alasan orangtuanya, karena keluarga sudah tak sanggup lagi membersihkan kotoran yang ditinggalkan Edi di setiap kali ia buang air kecil maupun besar. Hal ini disebabkan karena kondisi fisik Edi yang mengalami penurunan fungsi. Utamanya fungsi gerak sendi kaki dan tangan sehingga ia kesulitan untuk mengangkat tangan atau menggerakkan kakinya.

“Kondisi kejiwaan Edi, sebenarnya baik saja. Ia juga mampu diajak berkomunikasi, mengerti instruksi yang diberikan kepadanya, juga tak ada tanda-tanda ia akan memberikan respon berlebihan atau ngamuk,” ucap Sulistyowati, psikolog yang sempat bertatap muka langsung dengan Edi di kediamannya, pada Senin (20/9) siang bersama tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kota Tarakan.

Hanya saja, Edi memiliki fisik yang cukup lemah dan berdampak pada kemampuan motorik tubuhnya. Seperti kondisi tubuh yang lemah, kurus, kaki dan tangan yang ukurannya mengecil serta banyak tanda-tanda kelemahan fisik lainnya. “Kalau menurut informasi orangtuanya, Edi sejak ditempatkan di ruangan itu, sudah mampu buang air di sungai yang ada di dekat kamarnya, termasuk membersihkan diri setelah buang air. Jadi, kalau dibilang keterbelakangan mental pun sulit,” jelasnya.

Sementara itu, Kepala Badan Pemberdayaan Masyarakat, Pemberdayaan Perempuan dan Keluarga Berencana (KPMPPKB) Kota Tarakan Maryam mengatakan, pihaknya akan melakukan pendataan terhadap pribadi keluarga Edi secara menyeluruh. Hal ini penting untuk mengetahui sikap keluarga terhadap berbagai kemungkinan yang akan dilakukan tim. “Kita sudah berkoordinasi dengan pihak RSUD Tarakan, dan mereka siap menampung Edi untuk pengobatan. Ya, kita berusaha memenuhi hak keluarga Edi yang memang dari golongan keluarga pra sejahtera ya,” tandas Maryam, kemarin siang. Selain diobati, Edi pun rencananya bakal disekolahkan di sekolah luar biasa (SLB). (ddq/iza)

Sumber : radartarakan (22 September 2011)

Entri Populer

Label

 

Link Banner

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger

Sahabat Tarakan

Tarakan Borneo Lovers is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com