Redirect to TarakanBais

Selasa, 06 September 2011

Tingkat Kematian Ayam Capai 10 Persen

. Selasa, 06 September 2011

Kebanyakan Akibat Pengaruh Cuaca Ekstrim

TARAKAN – Dari data Dinas Peternakan dan Tanaman Pangan (Disnaktan) Kota Tarakan yang diperoleh dari peternakan inti dan plasma ayam potong di Tarakan, jumlah ayam potong saat ini mencapai 247.500 ekor. Populasi ayam potong tersebut masih dikurangi dengan resiko kematian akibat penyakit pernafasan yang mencapai 8 hingga 10 persen. Dengan kata lain, populasi netto ayam potong di Tarakan dapat mencapai 222.300 ekor.

Menurut drh Soekamto, Kepala Bidang Kesehatan Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner Disnaktan Kota Tarakan, tingkat kematian tersebut umumnya dipengaruhi oleh kondisi cuaca di Kota Tarakan yang dapat berubah secara drastis dalam waktu singkat, plus tingkat higienitas peternakan di lokasi ayam potong berada.

Dari itu, Soekamto pun menyarankan agar peternak ayam potong selalu senantiasa menjaga kebersihan kandang serta kelancaran sanitasi di sekitar lingkungan kandang ayam potong.

“Yang cukup membahayakan kesehatan saluran pernafasan ayam itu adalah kandungan amoniak dari kotoran ayam itu sendiri. Gas amoniak tersebut bila terhisap dalam kadar yang cukup tinggi dapat mengganggu kesehatan ayam,” ucap Soekamto yang ditemui Radar Tarakan beberapa hari lalu.

Peternak ayam potong juga disarankan untuk menggunakan blower atau pengatur sirkulasi udara pada kandang ayam potong. Harapannya, blower tersebut mampu mengatur keluar masuknya udara dalam kandang sehingga temperatur kandang tetap terjaga pada kondisi normal. “Cara lain bisa juga melalui proses medikalasi atau menggunakan obat-obatan kimia berupa vitamin atau vaksinisasi. Peternak kita biasanya sudah melakukan hal ini,” terangnya.

Disinggung soal kemungkinan tertularnya ayam potong Tarakan dengan penyakit flu burung atau Avian Influenza yang telah menjangkiti ayam di Kabupaten Berau, Soekamto buru-buru menampiknya. “Di Tarakan, indikasi flu burung masih negatif sampai saat ini. Kalau mengaitkan kasus flu burung di Berau, kan ditemukan lewat rapid test,” ujarnya.

Bagaimana langkah antisipasinya, apakah Pemkot Tarakan siap memberikan vaksinasi terhadap ayam dan unggas di Tarakan agar terbebas dari ancaman flu burung? “Saya kira peran pemerintah untuk memberikan vaksinasi terhadap ayam dan unggas sudah dikurangi, dari itu peternak atau pemilik ayam dan unggas harus mengusahakannya secara swadaya. Untuk vaksin, Disnaktan sudah menyediakannya di bagian Sapronak (Sarana Produksi Peternakan),” tukasnya.

BELUM PERLU DATANGKAN DARI LUAR

Sementara itu, Kepala Bidang Bina Usaha dan Penyuluhan Disnaktan Kota Tarakan Sugeng menyatakan, dengan populasi ayam potong yang ada saat ini masih cukup. Dengan kata lain, tidak perlu menambah pasokan ayam dari luar meski sempat ada tawaran dari pengusaha ayam potong Samarinda. “InsyaAllah stok ayam potong kita cukup,” tandas Sugeng yang ditemui Radar Tarakan, belum lama ini.

Meski diakuinya saat ini jumlah petani peternak ayam potong mengalami penurunan, namun kapasitas ternaknya mengalami peningkatan.

Untuk sekadar diketahui, selain ayam potong, komoditi ayam buras, pedaging dan petelur di Tarakan juga cukup memadai. Dari data tahun 2010 yang diraih Disnaktan, untuk populasi ayam buras mencapai 300 ribu ekor, ayam pedagang mencapai 2 juta ekor dan ayam petelur mencapai 30 ribu ekor.(ndy)

Sumber : radartarakan (5 September 2011)

Entri Populer

Label

 

Link Banner

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger

Sahabat Tarakan

Tarakan Borneo Lovers is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com