Tarakan Bayar Sampah Rp 2.000 per Bulan, di KitaKyushu Rp 5.000 per Plastik
Dalam dialog bersama wali kota dengan pejuang dan relawan kebersihan di Tarakan sempat ditanyakan mengapa warga setiap bulannya harus membayar sampah sebesar Rp 2.000. Padahal pemerintah meminta warga mengolah sampahnya sendiri.
Hal ITU ditanggapi Wali Kota Tarakan Jusuf SK bahwa iuran sampah yang dimanfaatkan juga untuk pengelolaan sampah itu tidak sebanding dengan yang diterapkan di Jepang. Tetsuya Ishida mengatakan, di KitaKyushu, Jepang warganya membayar sebesar Rp 5.000 untuk satu plastik ukuran besar yang digunakan untuk sampah mereka selain yang diolah.
Ishida berbagi pengalaman kepada masyarakat Tarakan, dalam dialog tersebut dimana KitaKyushu 40 tahun lalu terlihat kumuh. Namun perjuangan mereka mengurangi sampah dengan mengolahnya dari sumber membuat KitaKyushu menjadi kota yang bersih. Sehingga kota tersebut pertama kali diresmikan tahun 1997 oleh pemerintah Jepang dan berupaya menciptakan kondisi lingkungan dengan emisi nol, dan memanfaatkan limbah industri.
“Masyarakat Tarakan sudah memulainya dengan mengolah kompos dan saya yakin ini tidak sulit dan Tarakan bisa menjadi bersih dan sampah-sampah diolah sendiri,” tutur Ishida dalam dialognya kepada masyarakat khususnya pejuang dan relawan kebersihan Tarakan yang hadir memenuhi halaman parkir pasar Boom Panjang kemarin.
Kehadirannya di Tarakan, untuk melakukan survei melihat kondisi sampah di Tarakan. “Berdasar survei itu, JICA (Japan Internasional Coorporation Agency) pemerintah Jepang KitaKhuyusu berpikir apa yang bisa bantu untuk Tarakan dalam hal pengelolaan sampah atau mengurangi sampah,” tutur Ishida.
Ia menjelaskan, kerjasama tersebut mereka membantu dengan membuatkan konsep dan teknologi bagaimana cara pengelola sampah. Sementara masalah keuangan akan bekerjasama dengan pemerintah. “Tapi bapak-bapak dan ibu-ibu di Tarakan sudah melaksanakan jadi kami tinggal meningkatkan efisiensi dan lebih efisien membuat kompos dan teknologi itu yang bisa kita lakukan di Tarakan,” terangnya.
Untuk itu, saat ini mereka melakukan survei dan melakukan perencanaan dan dalam pelaksanaannya mereka akan kembali ke Tarakan untuk melaksanakannya. Menurutnya, di Kitakyushu separoh sampah domestik atau sampah basah yang dijadikan kompos. Namun di Tarakan hal itu sudah lama dilakukan sejak 2006 lalu hingga saat ini. “Untuk itu, saat ini bagaiamana caranya pembuatan kompos dengan efisien melalui teknologi yang ada bisa kita lakukan. Tapi yang paling penting adalah kepemimpinan pemerintah daerah dan dukungan masyarakat. Dan saya melihat di Tarakan pasti berhasil mengelola sampah karena dukungan masyarakatnya juga pemerintahnya,” ujarnya.
Beberapa masyarakat Tarakan sudah melakukan pengolahan sampah berbasis rumah tangga dan skala besar, baik di pasar maupun di kelurahan. Di antaranya pasar Boom Panjang, RT 28 Karang Anyar, RT 16 Karang Anyar Pantai, RT 13 Kampung Enam, RT 6 Kampung Enam, RT 3 Sebengkok, RT 12 Kampung Empat, RT 9 Juata Permai, RT 3 Juata Permai, RT 7 Juata Permai, beberapa KSM di beberapa kelurahan lainnya. (*/rt-4)
Sumber : Radar Tarakan (17 Februari 2009)
Redirect to TarakanBais
Senin, 16 Februari 2009
Jepang Berbagi Pengalaman dengan Masyarakat Tarakan Borneo
.
Senin, 16 Februari 2009
Entri Populer
-
Mungkin ini yang Anda cari : Foto Kerusuhan (Bentrok/Konflik) Warga di Tarakan Panglima Kumbang Kebalkan Massa, Panglima Burung Terbangkan P...
-
Tuntaskan Pembangunan Makolanud TARAKAN - Tongkat komando kepemimpinan di Pangkalan Udara (Lanud) Tarakan resmi berpindah dari Letkol Pener...
-
Hingga September, Empat Penderita Meninggal Dunia TARAKAN – Masyarakat Kota Tarakan yang meninggal dunia akibat menderita penyakit Demam Be...
-
TARAKAN – Masih tingginya harga material konstruksi bangunan membuat pengembang properti di Kota Tarakan kurang bergairah. Sebab, tingginya...
-
Tarakan , Lelang Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) Kota Tarakan kembali melakukan pelatihan lelang E-Proc untuk para penyedia jasa pada Kam...
-
Piala Adipura dan 9 Piala Adiwiyata TARAKAN – Hari ini (5/6), warga Kota Tarakan boleh tersenyum. Pasalnya, ada 10 penghargaan bidang l...
-
TARAKAN - Kekahwatiran Kota Tarakan tidak dapat mempertahankan piala adipura tahun 2011 ternyata menjadi kenyataan. Walikota Tarakan Udin H...
-
TARAKAN - Menindaklanjuti Surat Edaran Walikota Tarakan nomor 300/1076/PEM tentang Ketertiban Umum selama bulan puasa 1432 H tertanggal 25 ...
-
Usaha Budidaya Walet Dikendalikan Perda TARAKAN – Satu lagi peraturan daerah (perda) dihasilkan, yaitu mengatur izin usaha peternakan. Ke...
-
Sentot : Kontraktor Wajib Penuhi Sesuai Kontrak TARAKAN –Penyidikan pada proyek pembangunan 60 unit rumah layak huni (RLH) dari Dinas Peker...
Label
Agama
(23)
Anggaran
(2)
Barongsai
(1)
BAZ
(2)
BBM
(17)
Bencana Alam
(1)
Budaya
(5)
CPNS
(2)
Cuaca
(2)
Ekonomi
(25)
English
(3)
Expo
(1)
Fasilitas
(28)
Galeri Foto
(21)
Gas
(4)
Hiburan
(9)
HUT Tarakan
(2)
Iklim
(1)
Kampus
(1)
Kasus
(4)
Kebersihan
(5)
Kecelakaan
(4)
Kehutanan
(3)
Kejaksaan
(1)
Kelurahan
(4)
Kependudukan
(1)
Kesehatan
(23)
Keuangan
(1)
KNPI
(2)
Komunitas
(4)
Koperasi
(12)
Korupsi
(2)
Kriminal
(26)
KTP
(9)
Lingkungan Hidup
(7)
Lowongan Kerja
(5)
Migas
(2)
Narkoba
(2)
Olahraga
(32)
Pariwisata
(22)
Parlemen
(16)
PDAM
(5)
Pejabat
(1)
Pelayanan
(3)
Pemerintah
(35)
Pendidikan
(80)
Peraturan
(8)
Perbankan
(3)
Perikanan
(1)
Peristiwa
(27)
Perizinan
(1)
Pertambangan dan Energi
(2)
Pertanahan
(1)
Pertanian
(8)
Perumahan
(9)
Peternakan
(2)
PLN
(6)
PNS
(11)
Polisi
(2)
Politik
(7)
Polres
(11)
Prestasi
(38)
Proyek
(8)
Sembako
(1)
Serba Serbi
(8)
Sosial
(8)
Tarakan
(334)
Teknologi Informasi
(14)
Telpon
(1)
Tenaga Kerja
(2)
TNI-AD
(1)
TNI-AU
(4)
Transportasi
(35)
Walikota
(24)
Warga
(2)