Gubernur Kalimantan Timur Awang Faroek Ishak beserta sejumlah pejabat pemerintahan, Rabu (29/9/2010) malam, berhasil mendamaikan dua kelompok warga yang bertikai di Tarakan.
Kesepakatan damai itu tercapai dalam suatu pertemuan yang dilaksanakan di ruangan rapat VIP Bandara Internasional Juwata. Dalam kesepakatan tersebut, Fokum Komunikasi Rumpun Tidung (FKRT) bertindak sebagai pihak pertama dan Kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) sebagai pihak kedua, menyepakati sepuluh butir perdamaian.
Kesepakatan ditandatangani Yancong mewakili KKSS dan Sabirin Sanyong mewakili FKRT, pukul 18.03 WITA. Penandatangan kesepakatan disaksikan Awang Faroek Ishak, anggota DPD Luther Kombong, Ketua DPRD Kaltim Mukmin Faisyal, Pangdam VI Mulawarman Mayjen TNI Tan Aspan, Asop Kapolri Irjen Pol Sunarko DA, Wakapolda Kaltim Brigjen Pol Ngadino, Wali Kota Tarakan Udin Hianggio, Bupati Bulungan Budiman Arifin, Bupati Kabupaten Tana Tidung Undunsyah, dan Wakil Bupati Malinau Muhammad Nasir.
Inti kesepakatan, kedua belah pihak mengakhiri segala bentuk pertikaian dan membangun kerjasama harmonis demi kelanjutan pembangunan Kota Tarakan. Kedua belah pihak memahami bahwa apa yang terjadi merupakan murni tindak pidana dan merupakan persoalan individu.
Selanjutnya, disepakati pembubaran konsentrasi massa di semua tempat, sekaligus melarang dan atau mencegah penggunaan senjata tajam dan senjata lainnya di tempat-tempat umum.
Selain itu masyarakat yang berasal dari luar Kota Tarakan yang berniat membantu penyelesaian perselisihan agar segera kembali ke daerah masing-masing selambat-lambatnya 1 kali 24 jam. Sedangkan para pengungsi di semua lokasi akan dipulangkan ke rumah masing-masing, difasilitasi Pemkot Tarakan dan aparat keamanan.
Apabila kesepakatan damai dilanggar, aparat akan mengambil tindakan tegas sesuai perundang-undangan. Usai penandatangan kesepakatan, seluruh pihak yang terlibat langsung melakukan sosialisasi ke kelompok yang bertikai di awali ke kelompok massa di Jalan Gajah Mada, Simpang Tiga Grand Tarakan Mall.
Hasil kesepakatan itu dibacakan Yancong di Masjid Babul Haq tempat berkumpulnya massa. Selanjutnya rombongan menuju Masjid Agung AL-Ma'Arif, Jalan KH Agus Salim, Kelurahan Selumit, Kecamatan Tarakan Tengah, tempat massa lainnya terkonsentrasi.
Awang Faroek mengatakan, seluruh pihak yang terlibat mulai Pemprov Kaltim, Pemkot Tarakan, Polri maupun TNI akan mengawasi jalannya kesepakatan tersebut.
"Saya sudah katakan, Tarakan ini dibangun semua pemangku kepetningan. Tidak hanya pemerintah tetapi semua stake holder," ujarnya. Awang juga menyampaikan komitmen Pemprov Kaltim untuk menyumbang 10 ton beras serta uang sebanyak Rp 200 juta bagi para pengungsi.
Sumber: TribunNews (Rabu, 29 September 2010 23:27 WIB) Borneo
Redirect to TarakanBais
Rabu, 29 September 2010
Syukurlah! Akhirnya Gubernur Damaikan Konflik Tarakan
Kronologi Bentrok Warga di Tarakan
Kronologi Konflik Warga (Kerusuhan Antar Etnis) di Tarakan Kaltim Borneo - Divisi Humas Mabes Polri merilis kronologi bentrok antar kelompok warga yang terjadi di Kampung Juata Permai, Tarakan, Kalimantan Timur, Selasa (28/9/2010). Peristiwa tersebut mengakibatkan satu orang tewas.
Berikut konologi yang dirilis via jejaring sosial facebook oleh Divisi Humas Mabes Polri.
Minggu tanggal 26 September 2010 sekitar pukul 22.30 WITA.
Pada saat Abdul Rahmansyah, Warga Kel Juanta Permai sedang melintas di Perum Korpri Jl. Seranai III, Juata Kec Tarakan Utara, Kota Tarakan, secara tiba-tiba dikeroyok 5 (lima) orang tidak dikenal, sehingga sdr Abdul Rahmansyah mengalami luka-luka ditelapak tangan. Selanjutnya Sdr Abdul Rahmansyah pulang ke rumah untuk meminta pertolongan dan diantar pihak keluarga ke RSU Tarakan untuk berobat.
Senin 27 September 2010
Sekitar pukul 00.30 WITA, Sdr Abdullah (56), Warga Kel Juata Permai, Orang Tua Sdr Abdul Rahmansyah beserta 6 (enam) orang yang merupakan keluarga dari Suku Tidung berusaha mencari para pelaku pengroyokan dengan membawa senjata tajam berupa mandau, parang dan tombak. Mereka mendatangi sebuah rumah yang diduga sebagai rumah tingga salah seorang dari pengroyok di Perum Korpri Jl Seranai III, Juata, Tarakan Utara Kota Tarakan. Penghuni rumah yang mengetahui bahwa rumahnya akan diserang segera mempersenjatai diri dengan senjata tajam berupa badik dan parang. Kemudian terjadilah perkelahian antara kelompok Sdr Abdullah (warga Suku Tidung) dengan penghuni rumah tersebut (kebetulan warga Suku Bugis Latta). Akibatnya Sdr Abdullah meninggal dunia akibat sabetan senjata tajam.
Pukul 01.00 WITA, di Perum Korpri Jl. Seranai III, tarakan Utara, Kota Tarakan terjadi penyerangan yang dilakukan sekitar 50 orang (Warga Suku Tidung) yang bersenjatakan mandau, parang dan tombak. Terjadi pengrusakan terhadap rumah milik Sdr Noodin (Warga Suku Bugis Letta), Warga t 20 Kel Juata Permai, Tarakan Utara.
Pada pukul 05.30 WITA terjadi lagi aksi pembakaran terhadap rumah milik Sdr Sarifudin (Warga Suku Bugis Latta), Warga Perum Korpri Jl. Seranai Rt 20 Kel Juata Permai, tarakan Utara. Pada pukul 06.00 WITA, sekitar 50 orang (Warga Suku Tidung) mencari Sdr Asnah (Warga Suku Bugis Latta), namun berhasil diamankan anggota Brimob.
Pada pukul 10.00 WITA, massa kembali mendatangi rumah tinggal Sdr Noodin (Warga Suku Bugis Latta) dan langsung membakarnya.
Pada pukul 11.00 WITA, massa kembali melakukan pengrusakan terhadap 4 (empat) sepeda motor yang berada dirumah Sdr Noodin.
Pada pukul 14.30 WITA, korban meninggal Sdr Abdullah dimakamkan di Gunung Daeng Kel Sebengkok Kec tarakan Tengah Kota Tarakan.
Pada pukul 18.00 WITA, terjadi pengeroyokan terhadap Sdr Samsul Tani ( Warga Suku Bugis), Warga Memburungan Rt 15 Kec Tarakan Timur, Kota Tarakan, oleh orang tidak dikenal.
Pukul 18.00 WITA, personil gabungan dari Polres Tarakan (Sat Intelkam, Sat Reskrim dan Sat Samapta) diperbantukan untuk mengamankan TKP.
Pada pukul 20.30 WITA s/d 22.30 WITA bertempat di Kantor Camat tarakan Utara berlangsung pertemuan yang dihadiri untur Pemda setempat seperti Walikota Tarakan, Sekda Kota Tarakan, Dandim Tarakan, Dirintelkam Polda Kaltim, Dansat Brimob Polda Kaltim, Wadir Reskrim Polda Kaltim serta perwakilan dari Suku Bugis dan Suku Tidung.
Hasil pertemuan tersebut di antaranya, sepakat untuk melihat permasalahan tersebut sebagai masalah individu, sepakat untuk menyerahkan kasus tersebut kepada hukum yang berlaku, segera mencari pelaku, seluruh kegiatan pemerintahan dan perekonomian berjalan seperti biasa, elemen masyarakat, tokoh masyarakat dan tokoh agama mendukung upaya penegakkan hukum, mengatasi akar permasalahan secara tuntas, tidak menciptakan pemukiman yang homogeny, seluruh tokoh elemen masyarakat memberikan pemahaman kepada warganya agar dapat menahan diri, dan peranan pemerintah secara intern terhadap kelom pok etnis.
Selasa 28 September 2010
Pada pukul 11.30 WITA, telah diamankan 2 (dua) orang yang diduga kuat sebagai pelaku pembunuhan sdr Abdullah. Mereka adalah Baharudin alias Bahar (20), berperan sebagai penebas parang dan Badarudin alias Ada (16) yang berperan sebagai pembantu.
Pada pukul 20.21 WITA, terjadi lagi bentrokan warga dan aksi pembakaran terhadap rumah milik H SANI (salah seorang tokoh Suku Bugis Latte Pinrang. Massa yang diperkirakan berjumlah 300 orang melakukan aksi tersebut yang mengakibatkan 1 (satu) rumah terbakar, 2 (dua) korban meninggal dunia atas nama: PUGUT (37) dan MURSIDUL ARMIN, dan 4 luka-luka.
Mabes Polri telah mengirimkan 172 personil Brimob dari Kelapa dua untuk memback up ke Polres Tarakan. Pasukan telah diberangkatkan pukul 04.00 WIB dari Bandara Soekarno Hatta tiba di Tarakan pukul 07.30 WITA. (divhumas Polri)
Foto Bentrok/Konflik Warga (Kerusuhan Antar Etnis) di Tarakan Kaltim Borneo :
Sumber Foto Bentrok/Konflik Warga (Kerusuhan Antar Etnis) di Tarakan Kaltim Borneo : Dari Berbagai Sumber.
Sumber: TribunNews (29 September 2010) Borneo
Selasa, 28 September 2010
Gubernur Sulsel Ikut Redakan Konflik di Tarakan
Gubernur Sulawesi Selatan (Sulsel) Syahrul Yasin Limpo ikut berupaya agar kerusuhan di Tarakan, Kalimantan Timur (Kaltim), tidak meluas. Turun tangannya Yasin Limpo ini lantaran konflik yang memakan satu korban tewas itu melibatkan warga dari suku Bugis.
"Pak Gubernur Sulsel juga sudah membantu, menelepon kepada masyarakat Sulawesi yang ada di sana (tarakan, red)," ujar Mendagri Gamawan Fauzi kepada wartawan di kantornya, Selasa (28/9).
Gamawan mengatakan hal tersebut saat ditanya apakah ada upaya pemerintah untuk mempertemukan tokoh suku Tidung dengan tokoh suku Bugis, guna mencegah merembetnya konflik ini. Gamawan menjelaskan, nantinya juga akan diupayakan pertemuan antartokoh kedua suku itu.
"Ya nanti tentu ya arahnya ke sana," kata Gamawan. Untuk saat ini, karena bau kerusuhan masih hangat, maka pemerintah bersama aparat keamanan lebih memprioritaskan aspek pengamanannya. "Sementara keamanan dulu diprioritaskan," terangnya.
Seperti diberitakan, sepanjang Senin (27/9), suasana mencekam akibat kerusuhan melanda Tarakan, Kalimantan Timur. Beberapa warga dengan senjata tajam di tangan melakukan aksi sweeping terhadap warga lainnya. Dua rumah juga dibakar massa dan 4 rumah lainnya rusak.
Rusuh dipicu atas tewasnya Abdullah bin H Salim (58) karena dikeroyok 6 pemuda di wilayah Juata Permai, Tarakan Utara. Meninggalnya Abdullah Bin H. Salim ini terjadi pada Minggu malam, atau Senin (27/9) dinihari, setelah sebelumnya terjadi pertengkaran antara anak Abdullah bin H Salim yang bernama Abdul Rahman dengan 6 pemuda. Pertengkaran terjadi usai Abdul Rahman membeli rokok sekitar pukul 22.00, Minggu (26/9) malam lalu. (sam/jpnn)
Sumber: Jpnn.com (28 September 2010) Borneo
Kota Tarakan Sepi
Tarakan Konflik warga pendatang dan suku asli di Tarakan, Kalimantan Timur, sudah mereda. Namun, aktifitas warga Tarakan belum normal seperti semula. Sejumlah toko, pasar dan perkantoran masih sepi. Volume kendaraan yang melintas di jalan raya tidak seramai hari biasanya.
Dari beberapa titik yang terpantau, seperti pasar tradisonal, pusat-pusat perbelanjaan sembako tidak ramai didatangi pengunjung. Para penjual mengakui pelanggan yang biasa membeli barang tidak datang. Suasana lengang juga terlihat di gedung pendidikan di beberapa tempat di Kota Tarakan meski sekolah dinyatakan tidak ditutup. Namun, hampir seluruh sekolah yang beroperasi hari ini memilih mengunci pintu pagar saat berlangsung proses belajar mengajar.
Warga mengaku tidak berani keluar terlalu jauh. Sebab, hingga saat ini belum ada jaminan suasana menjadi kondusif dari aparat. Apalagi, warga asli masih lalu lalang dengan senjata tajam. Suasana kembali mulai memanas saat sekitar 500 warga kembali berkonsentrasi di Masjid Al-Muarif menuntut polisi segera menangkap pelaku pembunuhan warga suku asli. (M Sakir/DOR)
Sumber: MetroTV News (28 September 2010) Borneo
Polisi dari Empat Polres Dikerahkan ke Tarakan
Samarinda Polisi dari empat polres dikerahkan untuk membantu pengamanan Kota Tarakan, Kalimantan Timur, setelah peristiwa kerusuhan di kota itu. Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Kalimantan Timur Komisaris Besar Antonius Wisnu Sutirta menyatakan, pengerahan personel empat polres itu untuk mengantisipasi meluasnya kerusuhan.
"Sejak pagi tadi, personel empat polres terdekat dengan kekuatan sekitar 500 hingga 600 personel sudah dikerahkan ke Tarakan untuk membantu pengamanan di sana," kata Antonius Wisnu Sutirta. Polres yang anggotanya dikirim ke Tarakan itu adalah Polres Malinau, Berau, Bulungan, dan Polres Nunukan.
Secara umum, kata Sutirta, situasi keamanan di Kota Tarakan setelah bentrok warga yang menewaskan seorang tokoh masyarakat setempat itu masih terkendali. "Tadi malam sudah dilakukan pertemuan antara kedua kelompok yang bertikai yang difasilitasi pemerintah setempat dan juga dihadiri tokoh masyarakat, tokoh agama, pemuka adat serta dari Polri dan TNI telah menemukan kata sepakat," ujar Sutirta.
Kesepakatan itu, kata Sutirta, menyebutkan bahwa kedua kelompok sepakat peristiwa itu merupakan tindak pidana penganiayaan yang menyebabkan orang lain meninggal dunia. Pada kesepakatan itu juga, kata Sutirta, kedua pihak menyerahkan masalah itu ke pihak kepolisian untuk mengusut dan menangkap para pelaku. "Kelompok yang bertikai itu juga sepakat akan memberikan pengertian kepada massanya untuk menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif di Tarakan," katanya.
Menurut dia, polisi masih memeriksa sembilan orang saksi untuk menyelidiki motif dan pelaku penganiayaan tersebut. Bentrok antarwarga itu dipicu tewasnya Abdullah (50), seorang tokoh masyarakat, di Perumahan Juwata Permai, Ahad lmalam. Pada Senin siang, warga yang marah kemudian membakar dua rumah yang diduga milik para pelaku pembunuhan tersebut.(Ant/DOR)
Sumber: MetroTV News (28 September 2010) Borneo
Kota Tarakan Kembali Tegang
Tarakan - Situasi Kota Tarakan, Riau, Selasa (28/9), kembali mencekam. Massa suku asli melakukan konvoi di jalan dengan menenteng berbagai senjata tajam. Sejumlah pohon di sepanjang taman jalan utama Kota Tarakan ditebas sebagai reaksi tuntutan warga suku asli agar polisi menangkap pelaku pembunuh warga.
Ketegangan memuncak saat konvoi massa hendak menuju lokasi tempat pembunuhan di Jalan Juata Teritik. Sebab, di tengah perjalanan mereka dihadang blokade barisan TNI Yonif 613 Raja Alam Tarakan. Ini dilakukan untuk menghindari bentrokan. Sebab, di lokasi tempat pembunuhan sedang dilakukan pembicaraan antara Ketua Adat Besar Tidung dengan pihak keluarga pelaku pembunuhan.
Jalan di depan Markas TNI 613 Raja Alam macet. Sebab, tak satupun warga diloloskan menembus blokade meski warga tersebut penduduk yang bermungkim di sekitar tempat pembunuhan. Aparat TNI yang dilengkapi senjata laras panjang dapat menahan massa konvoi yang hendak ke Jalan Juata. Massa berbalik pulang meski sekitar dua jam sempat terjadi adu mulut antara massa dan aparat TNI.
Massa kembali ke jalan jalan utama melanjutkan. Menurut mereka, konvoi ini terus dilakukan, bahkan jumlahnya lebih besar, sepanjang pelaku pembunuhan warga tidak ditangkap aparat kepolisian. Sejak pukul 14.00 siang tadi Kota Tarakan kembali sepi. Toko maupun rumah di dalam kota kembali tutup. Sedangkan kendaraan yang lalu lalang didominasi oleh kendaraan aparat keamanan dan barisan konvoi suku asli. (M. Sakir/DOR)
Sumber: MetroTV News (28 September 2010) Borneo
Ribuan Warga Dayak Tidung Kepung Polresta Tarakan
Tarakan Suasana Kota Tarakan, Kalimantan Timur, kembali mencekam. Ribuan warga adat dayak Tidung yang tergabung dalam Persatuan Suku Asli Kalimantan (Pusaka) mendatangi dan mengepung Kepolisian Resor Kota Tarakan, Selasa (28/9).
Mereka menuntut aparat agar segera menangkap pembunuh Abdullah (pemangku adat dayak Tidung). Warga yang datang ke kantor polresta melengkapi diri dengan berbagai senjata tajam jenis mandau (pedang), badik, dan golok. Sementara puluhan aparat polresta berjaga-jaga di sekitar kantor.
Akibat kedatangan massa, situasi di sekitar kantor Polresta Tarakan memanas. Massa juga melakukan orasi, selain mendesak kepolisian segera menangkap pembunuh Abdullah, juga mengusir etnis pelaku pembunuhan dari Kota Tarakan.
Sementara itu, Kapolres Tarakan Ajun Komisaris Besar Dharu Siswanto mengatakan masih terus memburu pelaku pembunuhan. "Kami masih terus mencari para pelakunya. Kami harap pelaku dapat segera kami temukan, sehingga permasalahan ini dapat segera diatasi," ujarnya.
Menurut Dharu, sampai saat ini pihaknya masih memeriksa sembilan orang saksi untuk dimintai keterangan atas peristiwa pertikaian tersebut. "Kami masih periksa saksi. Kami harap dengan keterangan saksi, pelaku dapat ditemukan," kata Dharu. (MI/RIZ)
Sumber: MetroTV News (28 September 2010) Borneo
Usai Temui Kapolres Tarakan dan Pejabat Polda, Massa Membubarkan Diri
TARAKAN - Perwakilan massa di Tarakan mengadakan pertemuan dengan Kapolresta AKBP Dharu Siswanto dan sejumlah pejabat Polda Kaltim di Mapolresta Tarakan, Selasa (28/9/2010). Massa diwakili Udin Bahlok atau disebut Panglima Kumbang, Haji Muktar, Ketua Tidung Kaltim, dan beberapa orang lainnya.
Usai pertemuan, Udin langsung menemui massa dan mengatakan, polisi sudah menangkap dua tersangka yang terlibat pembunuhan Abdullah (45). "Satu tersangka sudah ditangkap. Masih ada dua atau tiga tersangka lagi dalam proses pencarian, dan dalam waktu dekat pasti ditangkap polisi," ujar Udin kepada massa.
Kepala Adat Tidung Kaltim Haji Mukhtar Idris juga membenarkan, polisi sudah menangkap salah seorang tersangka. Tersangka tersebut saaat ini digunakan untuk memancing rekan- rekannya agar segera ditangkap juga.
Selanjutnya, Udin Bahlok meminta massa tenang dan membubarkan diri. Beberapa saat kemudian massa pun membubarkan diri dan meninggalkan mapolresta.(*)
Sumber: TribunKaltim (28 September 2010) Borneo
Senin, 27 September 2010
Kedua Kubu di Tarakan Sudah Berdamai
Kondisi Tarakan Kondusif
TARAKAN - Konflik antarkelompok di Tarakan, Kalimantan Timur, mulai mereda setelah pertemuan di kantor Kecamatan Tarakan Utara, Senin (27/9/2010) malam.
Pertemuan berlangsung selama dua jam sejak pukul 20.30 WITA. Ada sembilan poin kesepakatan, yang terpenting yaitu kasus pembunuhan Abdullah diselesaikan secara hukum.
Pertemuan yang dipicu konflik antarkelompok di daerah Kopri, Kelurahan Juwata Permai, Kecamatan Tarakan Utara itu dihadiri Wali Kota Tarakan Udin Hianggio, Wakil Wali Kota Suhardjo Trianto berserta unsur Muspida.
Tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai etnis juga hadir termasuk mantan Wali Kota Tarakan Yusuf Serang Kasim, dan mantan Wakil Wali Kota Thamrin.
Sembilan kesepakatan ini dibacakan Sekretaris Pemerintah Kota Tarakan Badrun, antara lain:
- Sepakat masalah yang telah terjadi merupakan masalah individu, dan bukan masalah kelompok, suku, dan agama.
- Masalah diproses sesuai dengan hukum yang berlak
- Dengan segala upaya pelaku ditemukan
- Seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat tetap harus berjalan seperti biasa
- Seluruh elemen masyarakat tokoh agama dan masyaakat mendukung segala upaya dalam proses menyelesaikan permasalahan dengan ketentuan yang berlaku
- Secara bersama mencegah perstiwa yang berulang
- Mengupayakan permukiman yang homogen
- Semua tokoh etnis senantiasa melaksanakan pembinaan di komunitas masing-masing
- Pemerintah meningkatkan pembinaan terhadap elemen masyarakat dan komunitas.
"Saya minta untuk dapat saling menahan diri, permasalahan ini akan kami selesaikan." - Sekretaris Pemerintah Kota Tarakan, Badrun
Badrun mengatakan, dengan sembilan poin kesepakatan ini diharapkan dapat menyelesaikan pertikaian antara kedua kelompok. "Diharapkan sembilan poin ini dapat dijalankan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Sedangkan dalam pertemuan ini, Udin meminta kepada dua kelompok yang bertikai untuk dapat saling menahan diri, demi menjaga keamanan Kota Tarakan. "Saya minta untuk dapat saling menahan diri, permasalahan ini akan kami selesaikan," ujarnya
Meski telah didapati sembilan poin kesepakatan, hingga Senin malam, personel Polri masih berjaga-jaga dan mengeliling beberapa tempat yang dianggap dapat memicu pertikaian. Kelompok masyarakat juga masih berjaga-jaga dengan membawa senjata tajam.(*)
Sumber: TribunKaltim (28 September 2010 ) Borneo
Berita Sebelumnya :
Seorang Tokoh Masyarakat Tewas Diserang Sejumlah PemudaKlik disini untuk melanjutkan »»
TARAKAN - Perang antarkelompok pecah di Tarakan, Kalimantan Timur, Minggu (26/9/2010) sekitar pukul 23.00 WIB. Akibat peristiwa itu, seorang warga bernama Abdullah tewas mengenaskan dengan sejumlah luka di sekujur tubuh.
Suasana di Kota Tarakan pascabentrok langsung mencekam. Ratusan orang dari Kampung Tidung, maupun kerabat Abdullah, memadati sejumlah ruas jalan.
Mereka tak menerima kematian Abdullah dan berjanji akan membalas serangan yang diduga dilakukan sekelompok pemuda yang hingga kini masih dalam pencarian polisi.
Konflik yang terjadi antarkelompok di Tarakan berawal ketika salah seorang anak Abdullah melintas di sebuah gang yang dijaga sejumlah pria dewasa.
Pria itu kemudian mencegat putra Abdullah lalu memalak dengan alasan untuk membeli sesuatu. Namun putra Abdullah menolak memberi uang yang diminta pria tersebut.
Keributan kecil pun sempat terjadi. Anak Abdullah marah, sementara sejumlah pria tersebut mengeluarkan kata-kata umpatan. Sesaat setelah kejadian itu, Abdullah datang menghampiri pria tersebut setelah mendapat laporan dari putranya.
"Maksud kedatangan korban saat itu untuk mendamaikan putranya dengan sejumlah pria yang mencegatnya," ujar kerabat dekat Abdullah kepada Tribun Kaltim, Senin (27/9/2010).
Namun hanya dalam hitungan menit setelah pertemuan itu berlangsung di gang, tiba-tiba sekelompok orang datang menyerang Abdullah di rumahnya. Abdullah, yang dikenal sebagai tokoh masyarakat daerah setempat, ditemukan tewas sekitar pukul 03.00 Senin dini hari.
Mayatnya ditemukan di semak-semak dengan luka di sekujur tubuh. bahkan, kedua tangannya terpotong akibat ditebas senjata tajam. Sementara putranya mengalami luka serius akibat turut dianiaya.
Sesaat setelah jenazah Abdullah ditemukan, situasi di Tarakan langsung mencekam. Puluhan bahkan ratusan warga, maupun kerabat korban, berupaya menyerang balik. Mereka menyisir setiap daerah, gang, dan rumah-rumah mencari pelaku pembunuhan dengan menggunakan senjata tajam. (*)
Satu Warga Tarakan Tewas dan Dua Rumah Dibakar
Suasana Kota Tarakan, Senin (27/9/2010) hingga siang ini, mencekam. Kondisi ini disebabkan bentrokan antarwarga yang berlangsung sejak tadi pagi di Kelurahan Juwata Permai, Kecamatan Tarakan Utara.
Seorang warga dilaporkan tewas, dua warga mengalami luka-luka dan dua rumah penduduk dibakar. Korban tewas bernama Abdullah. Kondisinya mengenaskan karena dihujam senjata tajam.
Informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co.id, bentrokan berawal dari pengeroyokan antarwarga setempat yang terjadi Minggu (26/9/2010) pukul 23.00. Pagi tadi, bentrokan pun berlangsung sebagai aksi balas dendam.(*)
Kota Tarakan Mencekam, Semua Pertokoan Tutup
Bentrokan warga yang berakibat korban jiwa menimbulkan dampak luas. Suasana kota hari ini Senin (27/9/2010), benar-benar mencekam. Pertokoan di Jalan Mulawarman, Jl Yos Sudarso dan Jl Sudirman, tutup.
Sementara aparat kepolisian dari Polresta Tarakan, Brimob Polda Kaltim dan TNI saat ini bersiaga di jalan-jalan kota dengan persenjataan lengkap.
Tak hanya itu. Prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 613/Araja Alam kini melakukan sweeping setiap pria yang melintasi Jl Mulawarman atau depan markas yonif. (*)
Keluarga Korban Deadline Polisi 2X24 Jam
Dari pantauan Tribun, ratusan warga yang bermukim di kawasan Juwata Permai masih berkerumun di sejumlah titik maupun lokasi. Sejak pagi hingga siang tadi berada di rumah Abdullah (45), seorang tokoh masyarakat yang tewas diserang sekelompok pemuda di rumahnya pada Minggu (26/9/2010) sekitar pukul 23.00 WIB.
Siang tadi sekitar pukul 14.00 WIB, jenazah Abdullah dimakamkan, diantar keluarga dan seluruh kerabatnya. Bahkan, ratusan warga Juwata Permai yang ikut mengantar jenazah ke pemakaman terlihat membawa senjata tajam berupa golok, tombak, bahkan di antaranya membawa senjata sejenis badik.
Mereka tampaknya masih menyimpan amarah atas pertikaian yang menewaskan warga mereka, Abdullah. Bahkan, kerabat korban mendesak polisi agar segera menangkap pelaku dalam waktu 2X24 jam.
"Kami mendesak polisi agar pelaku pembunuhan segera ditangkap dalam waktu 2X24 jam, jika tidak, kami sendiri yang akan bertindak," ungkap seorang kerabat korban yang enggan disebutkan identitasnya.
Dari informasi yang dihimpun Tribun, konflik yang melibatkan dua kelompok tersebut sudah yang keenam kalinya terjadi di Tarakan. (*)
Entri Populer
-
TARAKAN - DPRD Kota Tarakan meminta kepada Pertamina agar menambah kuota BBM bersubsidi di Kota Tarakan. Hal ini dikarenakan Kota Tarakan s...
-
Tax paying public awareness in Tarakan and Nunukan was quite high. This is evidenced by the tax revenue target has been determined that the ...
-
----===[[[[|||| OOPPSS.. HAS BEEN HACKED ||||]]]]===---- Status : DEFACEMENT Defacer : TARAKAN CODER TEAM |Quick_5ilv3r | Dr. CruZz | Tukuk ...