Kondisi Tarakan Kondusif
TARAKAN - Konflik antarkelompok di Tarakan, Kalimantan Timur, mulai mereda setelah pertemuan di kantor Kecamatan Tarakan Utara, Senin (27/9/2010) malam.
Pertemuan berlangsung selama dua jam sejak pukul 20.30 WITA. Ada sembilan poin kesepakatan, yang terpenting yaitu kasus pembunuhan Abdullah diselesaikan secara hukum.
Pertemuan yang dipicu konflik antarkelompok di daerah Kopri, Kelurahan Juwata Permai, Kecamatan Tarakan Utara itu dihadiri Wali Kota Tarakan Udin Hianggio, Wakil Wali Kota Suhardjo Trianto berserta unsur Muspida.
Tokoh-tokoh masyarakat dari berbagai etnis juga hadir termasuk mantan Wali Kota Tarakan Yusuf Serang Kasim, dan mantan Wakil Wali Kota Thamrin.
Sembilan kesepakatan ini dibacakan Sekretaris Pemerintah Kota Tarakan Badrun, antara lain:
- Sepakat masalah yang telah terjadi merupakan masalah individu, dan bukan masalah kelompok, suku, dan agama.
- Masalah diproses sesuai dengan hukum yang berlak
- Dengan segala upaya pelaku ditemukan
- Seluruh kegiatan pemerintah dan masyarakat tetap harus berjalan seperti biasa
- Seluruh elemen masyarakat tokoh agama dan masyaakat mendukung segala upaya dalam proses menyelesaikan permasalahan dengan ketentuan yang berlaku
- Secara bersama mencegah perstiwa yang berulang
- Mengupayakan permukiman yang homogen
- Semua tokoh etnis senantiasa melaksanakan pembinaan di komunitas masing-masing
- Pemerintah meningkatkan pembinaan terhadap elemen masyarakat dan komunitas.
"Saya minta untuk dapat saling menahan diri, permasalahan ini akan kami selesaikan." - Sekretaris Pemerintah Kota Tarakan, Badrun
Badrun mengatakan, dengan sembilan poin kesepakatan ini diharapkan dapat menyelesaikan pertikaian antara kedua kelompok. "Diharapkan sembilan poin ini dapat dijalankan dan dilakukan dengan sebaik-baiknya," ujarnya.
Sedangkan dalam pertemuan ini, Udin meminta kepada dua kelompok yang bertikai untuk dapat saling menahan diri, demi menjaga keamanan Kota Tarakan. "Saya minta untuk dapat saling menahan diri, permasalahan ini akan kami selesaikan," ujarnya
Meski telah didapati sembilan poin kesepakatan, hingga Senin malam, personel Polri masih berjaga-jaga dan mengeliling beberapa tempat yang dianggap dapat memicu pertikaian. Kelompok masyarakat juga masih berjaga-jaga dengan membawa senjata tajam.(*)
Sumber: TribunKaltim (28 September 2010 ) Borneo
Berita Sebelumnya :
Seorang Tokoh Masyarakat Tewas Diserang Sejumlah Pemuda
TARAKAN - Perang antarkelompok pecah di Tarakan, Kalimantan Timur, Minggu (26/9/2010) sekitar pukul 23.00 WIB. Akibat peristiwa itu, seorang warga bernama Abdullah tewas mengenaskan dengan sejumlah luka di sekujur tubuh.
Suasana di Kota Tarakan pascabentrok langsung mencekam. Ratusan orang dari Kampung Tidung, maupun kerabat Abdullah, memadati sejumlah ruas jalan.
Mereka tak menerima kematian Abdullah dan berjanji akan membalas serangan yang diduga dilakukan sekelompok pemuda yang hingga kini masih dalam pencarian polisi.
Konflik yang terjadi antarkelompok di Tarakan berawal ketika salah seorang anak Abdullah melintas di sebuah gang yang dijaga sejumlah pria dewasa.
Pria itu kemudian mencegat putra Abdullah lalu memalak dengan alasan untuk membeli sesuatu. Namun putra Abdullah menolak memberi uang yang diminta pria tersebut.
Keributan kecil pun sempat terjadi. Anak Abdullah marah, sementara sejumlah pria tersebut mengeluarkan kata-kata umpatan. Sesaat setelah kejadian itu, Abdullah datang menghampiri pria tersebut setelah mendapat laporan dari putranya.
"Maksud kedatangan korban saat itu untuk mendamaikan putranya dengan sejumlah pria yang mencegatnya," ujar kerabat dekat Abdullah kepada Tribun Kaltim, Senin (27/9/2010).
Namun hanya dalam hitungan menit setelah pertemuan itu berlangsung di gang, tiba-tiba sekelompok orang datang menyerang Abdullah di rumahnya. Abdullah, yang dikenal sebagai tokoh masyarakat daerah setempat, ditemukan tewas sekitar pukul 03.00 Senin dini hari.
Mayatnya ditemukan di semak-semak dengan luka di sekujur tubuh. bahkan, kedua tangannya terpotong akibat ditebas senjata tajam. Sementara putranya mengalami luka serius akibat turut dianiaya.
Sesaat setelah jenazah Abdullah ditemukan, situasi di Tarakan langsung mencekam. Puluhan bahkan ratusan warga, maupun kerabat korban, berupaya menyerang balik. Mereka menyisir setiap daerah, gang, dan rumah-rumah mencari pelaku pembunuhan dengan menggunakan senjata tajam. (*)
Satu Warga Tarakan Tewas dan Dua Rumah Dibakar
Suasana Kota Tarakan, Senin (27/9/2010) hingga siang ini, mencekam. Kondisi ini disebabkan bentrokan antarwarga yang berlangsung sejak tadi pagi di Kelurahan Juwata Permai, Kecamatan Tarakan Utara.
Seorang warga dilaporkan tewas, dua warga mengalami luka-luka dan dua rumah penduduk dibakar. Korban tewas bernama Abdullah. Kondisinya mengenaskan karena dihujam senjata tajam.
Informasi yang dihimpun Tribunkaltim.co.id, bentrokan berawal dari pengeroyokan antarwarga setempat yang terjadi Minggu (26/9/2010) pukul 23.00. Pagi tadi, bentrokan pun berlangsung sebagai aksi balas dendam.(*)
Kota Tarakan Mencekam, Semua Pertokoan Tutup
Bentrokan warga yang berakibat korban jiwa menimbulkan dampak luas. Suasana kota hari ini Senin (27/9/2010), benar-benar mencekam. Pertokoan di Jalan Mulawarman, Jl Yos Sudarso dan Jl Sudirman, tutup.
Sementara aparat kepolisian dari Polresta Tarakan, Brimob Polda Kaltim dan TNI saat ini bersiaga di jalan-jalan kota dengan persenjataan lengkap.
Tak hanya itu. Prajurit Batalyon Infanteri (Yonif) 613/Araja Alam kini melakukan sweeping setiap pria yang melintasi Jl Mulawarman atau depan markas yonif. (*)
Keluarga Korban Deadline Polisi 2X24 Jam
Dari pantauan Tribun, ratusan warga yang bermukim di kawasan Juwata Permai masih berkerumun di sejumlah titik maupun lokasi. Sejak pagi hingga siang tadi berada di rumah Abdullah (45), seorang tokoh masyarakat yang tewas diserang sekelompok pemuda di rumahnya pada Minggu (26/9/2010) sekitar pukul 23.00 WIB.
Siang tadi sekitar pukul 14.00 WIB, jenazah Abdullah dimakamkan, diantar keluarga dan seluruh kerabatnya. Bahkan, ratusan warga Juwata Permai yang ikut mengantar jenazah ke pemakaman terlihat membawa senjata tajam berupa golok, tombak, bahkan di antaranya membawa senjata sejenis badik.
Mereka tampaknya masih menyimpan amarah atas pertikaian yang menewaskan warga mereka, Abdullah. Bahkan, kerabat korban mendesak polisi agar segera menangkap pelaku dalam waktu 2X24 jam.
"Kami mendesak polisi agar pelaku pembunuhan segera ditangkap dalam waktu 2X24 jam, jika tidak, kami sendiri yang akan bertindak," ungkap seorang kerabat korban yang enggan disebutkan identitasnya.
Dari informasi yang dihimpun Tribun, konflik yang melibatkan dua kelompok tersebut sudah yang keenam kalinya terjadi di Tarakan. (*)