Penilaian Kebersihan Tahap Awal Jeblok
TARAKAN - Berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh tim penilai Adipura internal kota Tarakan dari Badan Pengelolaan Lingkungan Hidup (BPLH), penilaian tahap 1 atau P1 Tarakan untuk tahun 2009-2010 mengalami penurunan poin, menjadi 69,53. Penurunan ini wajar, mengingat secara umum kondisi kota dan kesadaran warga untuk menjaga kebersihan makin menurun.
“Nilainya jeblok. Evaluasinya, dari SKPD, sekolah dan pengelolaan Pasar Tenguyun dan Gusher,” terang Asisten I bidang Pemerintahan Drs Nasib MAP.
Evaluasi tersebut diawali dengan rapat koordinasi pengeksposan nilai P1 yang diprakarsai BPLH Tarakan, kemarin. Di dalamnya diupayakan sejumlah langkah untuk memperbaki kekurangan dan kelemahan yang menyumbang jebloknya poin Adipura P1 Kota Tarakan.
“Akan ada pembagian tugas yang tegas, khususnya untuk melakukan monitoring, pengerjaan pada tempat-tempat yang dianggap mampu mengurangi poin Adipura di P2. Jadi, jelas siapa yang menangani apa, tak perlu tunjuk-tunjukkan,” ungkapnya.
Pastinya, Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) Tarakan akan diupayakan untuk aktif mengangkut sampah warga yang dibuang di tempat-tempat yang telah disediakan. Tapi, tetap butuh kesadaran warga berikut kerjasamanya dengan pemerintah untuk mewujudkan Tarakan sebagai kota Bersih, Aman, Indah, Sehat dan Sejahtera (BAIS).
“Camat dan Lurah, kami instruksikan untuk dapat berkeliling tiap pagi memonitor lingkungannya. Bila ada yang kotor, segera ditindaklanjuti dan dibersihkan,” ucapnya.
Dari rapat tersebut, juga diketahui bahwa ada beberapa titik rawan yang patut mendapat perhatian. Diantaranya, kerindangan dan proses pemilahan sampah di salah satu SKPD. Lalu nilai kerindangan, keindahan dan kebersihan di Pasar Gusher dan Tenguyun juga sejumlah sekolah di Tarakan.
BERSIHKAN SODETAN
Sodetan Mulawarman, yang selama ini menjadi salah satu titik pantau penyumbang poin bagi penilaian Adipura memang sempat menjadi “pembibitan eceng gondok”. Tapi, kemarin sejumlah pekerja yang diprakarsai DPU Tarakan mulai membersihkan sodetan tersebut dari eceng gondok dan sampah lainnya.
“Sudah ditindaklanjuti oleh DPU kan, mungkin hari ini (kemarin,Red) atau besok (hari ini,Red) akan diselesaikan. Untuk mempercepat proses pembersihannya, DPU akan menurunkan alat berat,” tandas Nasib sambil memastikan bahwa kerja keras ini dibutuhkan karena Tarakan menargetkan meraih Adipura keempat kalinya dengan poin yang jauh lebih tinggi dari poin sebelumnya. (ndy)
Sumber : KaltimPost (25 Februari 2010) Borneo
Redirect to TarakanBais
Jumat, 26 Februari 2010
Tarakan Terancam Tak Dapat Adipura
Tarakan Legalkan Budidaya Rumput Laut
TARAKAN - Dalam waktu dekat, tim identifikasi lapangan yang dimotori oleh Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Tarakan dan melibatkan sejumlah personel dari beberapa SKPD terkait seperti Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) dan lainnya, akan melakukan tinjauan lapangan, penelitian berikut verifikasi data terkait dengan upaya pembuatan zonasi budidaya rumput laut di beberapa kelurahan di Tarakan.
Hal ini merupakan kegiatan utama dari upaya DKP lainnya, yakni penyusunan Peraturan Walikota (Perwali) Tarakan tentang Zonasi Budidaya Rumput Laut di Perairan Kota Tarakan. Firmannoor, kepala Bidang Budidaya dan Perikanan Tangkap DKP Tarakan menyebutkan dalam menyusun perwali tersebut, pihaknya juga telah menggelar rapat koordinasi dengan pihak Kecamatan, Kelurahan yang terlibat serta pembudidaya untuk membicarakan masalah ini. “Harapannya, tak ada masalah di lapangan setelah perwali disusun,” ungkapnya.
Zonasi rumput laut di perairan Tarakan tersebut, rencananya akan ditetapkan di 4 kelurahan yakni Juwata Laut, Mamburungan, Lingkas Ujung dan Karang Harapan (Pulau Sadau). “Perwali ini, muaranya adalah melegalkan kegiatan budidaya rumput laut yang dilakukan para pembudidayanya sehingga lebih aman dalam berusaha karena telah ada payung hukumnya,” tandas Firmannoor lagi.
Artinya, kegiatan budidaya rumput laut di Tarakan sudah lama eksis namun belum ada aturan hukum yang mengatur soal kegiatan tersebut. Akibatnya, sulit sekali terekspos ke masyarakat luas. Usaha ini, kata Firmannoor merupakan usaha alternatif para nelayan tangkap di Tarakan tatkala berhenti melaut. “Rumput laut yang biasa dibudidayakan adalah rumput laut yang dibudidayakan di Tambak atau Gracilaria Sp. Harganya sedikit lebih rendah dengan rumput laut yang dibudidayakan di perairan atau euchema cottonii,” jelasnya.
Soal prospek, rumput laut yang dibudidayakan di Tarakan cukup baik karena dukungan pemasarannya yang baik dengan harga yang menarik. “Saat ini pembudidayanya ada beberapa kelompok, dengan jumlah anggota ratusan orang,” ujarnya.(ndy)
Sumber : KaltimPost (26 Februari 2010) Borneo
Foto Penampakan Naga Tarakan
TARAKAN, TRIBUN KALTIM - Sunarti warga Markoni, Tarakan dipercaya berhasil mengabadikan penampakan naga yang dipercaya sebagai Dewa Quan di telepon seluler (ponsel) miliknya.
Foto tersebut diambil seminggu sebelumnya, tepatnya Sabtu (20/2/2010), saat Sunarti berfoto bersama anaknya di dalam rumah. Dedi, adik ipar Sunarti yang mengambil foto, terkejut karena gambar yang ada di dalam kamera bukanlah gambar Sunarti bersama anaknya.
Dalam foto tersebut justru terlihat gambar kepala seekor naga yang bersisik. Di tubuh naga terdapat beberapa kepala manusia. Sunarti juga terkejut melihat yang ada di dalam foto bukanlan ia dan anaknya melainkan kepala naga. Selanjutnya, Sunarti minta foto lagi dan sempat berganti baju. Namun, hingga tiga kali diulang, foto tersebut masih memperlihatkan gambar naga.
Pada pengambilan foto yang keempat dan kelima, barulah gambarnya terlihat buram. Sunarti mengaku, sebelum foto bersama anaknya, ia memang sempat takjub melihat keindahan atap kelenteng tepekkong yang wujudnya berupa naga.
Fenomena penampakan naga Tarakan ini dibenarkan oleh penjaga Kelenteng Konghucu Toa Pek Kong. Suwarno, penjaga Kelenteng Konghucu Toa Pek Kong setelah mengamati foto tersebut, menyatakan kebenaranya. "Iya, ini benar gambar naga yg dipercaya sebagai Dewa Quan Im. Saya bilang ini benar karena saya juga pernah melihat naga seperti ini di dalam kelenteng," katanya. (*)
Penampakan Naga berarti Berkah untuk Sunarti dan Tarakan
Menurut penjaga Kelenteng Toa Pek Kong, Sunarti pemilik kamera telepon seluler (ponsel) yang berhasil merekam gambar penampakan naga akan mendapat berkah, Jumat (26/2/2010).
Penjaga Kelenteng Konghucu, Toa Pek Kong, Suwarno mengatakan, Sunarti bersama keluarganya akan mendapatkan keberkahan, rejeki, keselamatan. “Anaknya yang difoto bersama Sunarti akan menjadi pejabat,” kata Suwarno.
Selain itu, Suwarno juga mengatakan penampakan tersebut juga berarti kota Tarakan akan menjadi kota yang lebih berkembang. “Dapat diperkirakan provinsi Kaltara (Kalimantan Utara, red) akan segera terbentuk,” katanya. (*)
Warga Tionghoa : Penampakan Naga Bukan Rekayasa
Fenomena penampakan naga dalam kamera telepon seluler (ponsel) milik warga Markoni, mengejutkan warga Tionghoa di Tarakan. Naga dipercaya sebagai kendaraan Dewa Quan Im.
Thomas, salah sat warga Tionghoa mengakut kaget melihat penampakan naga tersebut. "Saya kaget baru kali melihat naga seperti ini. Saya melihat gambar naga ini benar adanya dan bukan rekayasa," ucapnya.
Hal senada juga diungkapkan Chandra Wijaya yang juga terkejut seperti halnya Thomas. "Saya melihat ini memang gambar naga. Karena sisik naganya terdapat gambar kepala orang. Jadi bukan rekayasa. Sebab saya juga mendengar kalau penjaga kelenteng pernah melihat naga turun dari langit dan masuk dalam kelenteng," ucapnya.
Jumat (26/2/2010) warga Tarakan dikejutkan dengan penampakan seekor naga dalam foto Sunarti. Saat Sunarti berfoto bersama anaknya, justru yang munul dalam foto tersebut bukan gambar Sunarti dan anaknya. Melainkan gambar seekor naga. (*)
* Laporan Wartawan Tribun Kaltim, Junisah
Sumber : Tribun Kaltim 1 2 3 (26 Februari 2010) Borneo
Kamis, 25 Februari 2010
City Walk Dialihkan Dekat Islamic Center
TARAKAN – Proyek city walk yang direncanakan Pemerintah Kota (Pemkot) Tarakan era Wali Kota Jusuf S.K., dipastikan mulai diwujudkan tahun ini. Namun terjadi perubahan lokasi.
Semula, kawasan yang khusus diperuntukkan bagi pejalan kaki dan di dalamnya telah didesain taman yang apik akan dibangun di sekitar Bandara Juwata atau lokasinya sekitar belakang Kantor Stasiun Karantina Hewan. Namun informasi terbaru, lokasinya dipindahkan ke Kampung Empat atau bersebelahan dengan kawasan Islamic Center (Masjid Raya Tarakan).
“Pada intinya (proyek city walk, Red.) tetap dilanjutkan, namun lokasinya yang berbeda dari rencana awal,” tandas Kepala Dinas Kebersihan, Pertamanan dan Pemakaman (DKPP) H.M. Julkifli kepada Radar Tarakan Kamis (25/2).
Ia menyampaikan, saat ini pihak DKPP sedang mendesain city walk yang akan dibangun di lokasi baru. Selain dilengkapi dengan taman yang apik maupun fasilitas pejalan kaki, city walk juga akan dilengkapi beberapa fasilitas pendukung.
“Kenyamanan dan keindahannya merupakan konsep utama kami,” ujarnya.
Sebelum dikerjakan, DKPP juga akan melaksanakan proses pelelangan. Julkifli berharap, Maret nanti kegiatan sudah mulai berjalan. “Insya Allah jika tidak ada halangan sudah kita mulai proyeknya,” harapnya.
Ia mengaku, sejauh ini pihaknya sudah mengkoordinasikan berbagai kendala dalam melanjutkan proyek yang sudah lama diwacanakan tersebut. Termasuk lahan warga yang terkena proyek, kata Julkifli, sudah dikoordinasikan.
”Sudah dikonsultasikan di awal sebelumnya supaya tidak menghambat proyek yang kita lakukan,” jelasnya.
Secara terpisah, Sekretaris Komisi III (membidangi pembangunan) DPRD Tarakan Supa’ad Hadianto membenarkan adanya pemindahan lokasi city walk.
Pengalihan ini lantaran lokasi yang direncanakan awal digunakan untuk pembangunan radar kontrol pesawat. Mengingat kepentingan yang lebih besar tersebut, September 2009, DPRD kemudian mengajukan permohonan dari Pemkot untuk izin prinsip pemindahan lokasi. Akhirnya, disepakati city walk dipindahkan di Kelurahan Kampung Empat, sekitar kawasan Islamic Center.
“Pembangunan city walk ini memang proyek 2009 dengan anggaran sebesar Rp 3,8 miliar. Sudah ada pemenang lelangnya juga. Tetapi ketika mau diproses, ternyata ada problem, lokasi bandara digunakan untuk pembangunan yang lebih penting, sehingga ada pemindahan lokasi,” beber Supa’ad Hadianto.
Meski pengerjaan tertunda hingga 2010, dia memastikan anggaran yang disediakan di APBD 2009 masih bisa digunakan lantaran sudah ada pemenang lelang. Hanya saja diakuinya, pembangunan ini akan dikerjakan dalam beberapa tahap, sehingga DPRD Kota Tarakan akan mengajukan penambahan jumlah anggaran. Penambahan tersebut diajukan dalam anggaran perubahan 2010 hingga total keseluruhan dana pembangunan mencapai Rp 9 miliar.
“Anggaran tahun 2009 sebesar Rp 3,8 miliar ini tidak cukup sehingga kemungkinan besar akan bertambah pada Perubahan APBD 2010. Penambahan anggaran yang akan diajukan, menurut perkiraan total anggaran diperlukan hampir Rp 9 miliar. Karena ini bertahap, Insya Allah berjalan dengan baik,” jelasnya.
Supa’ad menuturkan, taman kota tersebut bisa dimanfaatkan sebagai tempat rekreasi keluarga yang diupayakan berkembang dengan baik, di samping akan ada tambahan ruang terbuka hijau di sekitarnya untuk memenuhi amanat undang-undang (UU).
“Sesuai dengan hasil rapat, dihimbau DKPP secepatnya tindak lanjuti pembangunan tersebut minimal Maret sudah berjalan karena pemenang lelang sudah ada. Otomatis tinggal buat kontrak bersama antara pemenang lelang dengan pengguna anggaran di DKPP,” harapnya.
“Pengerjaannya ini bertahap mulai dari penimbunan, pematangan lahan kemudian pembangunan fisiknya. Leading sector pembangunan ini sesuai tupoksi ada di DKPP yang dipercayakan untuk mengerjakannya. Diharapkan penataan kota semakin baik apalagi ada space ruang terbuka hijau. DPRD sangat dukung program ini karena pembangunan ini tidak untuk menghamburkan anggaran. Karena sudah ada perencanaan secara matang begitu pula manfaat dan kegunaan city walk ini ke depan,” tambah Supa’ad Hadianto.
Menurut dia, diperkirakan 2011 city walk sudah bisa dimanfaatkan. Selain itu, Supa’ad mengatakan, karena kawasan tersebut akan jadi salah satu fasilitas umum yang disediakan pemkot untuk masyarakat Tarakan, seperti dimanfaatkan sebagai arena olahraga dan rekreasi keluarga. Ia juga menambahkan, hingga kini belum ada rencana untuk menarik retribusi di kawasan city walk tersebut. (*/muz, */dta)
Sumber : Radar Tarakan (26 Februari 2010) Borneo
Senin, 22 Februari 2010
Pengoperasian Feri Molor Lagi
TARAKAN – Pengoperasian pelabuhan feri Juata Laut kembali molor. Sebelumnya direncanakan dioperasikan 26 Februari ini, namun diperkirakan Maret mendatang baru bisa diresmikan. “Memang molor. Keterlambatan ini diakibatkan ada beberapa permasalahan surat-surat kapal yang sempat mati (tak berlaku lagi, red),” kata Kepala Dinas Perhubungan (Dishub) Tarakan, Budi Prayitno, kepada Radar Tarakan, kemarin.
Meski demikian ditegaskan Budi, secara teknis dalam pengoperasian feri sudah tidak ada masalah. “Kami sudah mempersiapkan 12 personel di pelabuhan itu dan persiapan fisik pun kita sudah siap, namun tergantung kesiapan dari pelabuhan Toli-Toli,” ujar Budi.
Untuk diketahui, pelabuhan feri Juata Laut ini untuk sementara melayani rute Tarakan-Toli-Toli. Ke depannya, pelabuhan ini juga melayani Tarakan-Bulungan. Lebih jauh, Budi mengatakan, rencananya pelabuhan yang terletak di Jl Adji Iskandar ini diresmikan oleh Gubernur Kaltim Awang Faroek, awal Maret mendatang. “Penyelesaian administrasi ya makan waktu 1 bulan. Apalagi masalah operasional kapal secara teknis memang ada di departemen yang membidanginya, termasuk kelaikan pelayaran kapal,” sebutnya.
Meski pemerintah sudah memastikan bahwa kapal penyeberangan yang akan melayani rute Tarakan-Toli-Toli adakan kapal feri Julung-Julung, pemerintah tetap akan membuka pintu jika ada pengelola kapal yang ingin bekerjasama. “Sesuai kesepakatan dengan Walikota Tarakan beserta jajaran SKPD kita tetap welcome saja. Siapa saja pihak swasta yang berkeinginan masuk untuk mengoperasikan armadanya. Silakan,” tuturnya.
Untuk mendukung operasional pelabuhan tersebut, saat ini sudah ditempatkan beberapa personel di pelabuhan feri Juata. Para personel ini sudah menjalani pelatihan dan training. Saat ini, kapal feri Julung-Julung tersebut sudah berada di Balikpapan dan menunggu keputusan kapan berangkat ke Tarakan.
Keberadaan pelabuhan feri ini sangat mendukung bidang perekonomian dan transportasi di Tarakan. Apalagi kota ini hanya sebuah pulau, dan akses kemana-mana hanya tergantung dengan pesawat dan kapal laut. (*/sur)
Sumber : Radar Tarakan (23 Februari 2010) Borneo
Minggu, 21 Februari 2010
Pemprov Kaltim Dukung Pembentukan Diskominfo Tarakan
TARAKAN - Rencana pembentukan Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) baru di lingkup Pemkot Tarakan, yakni Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Tarakan mendapatkan dukungan penuh dari pihak Pemprov Kaltim. Utamanya, Diskominfo Kaltim seperti yang disampaikan M Jauhar Effendi, Kepala Diskominfo Kaltim.
“Dinas ini penting, karena ke depan tugas yang berkaitan dengan teknologi informatika (TI) makin luar biasa. Juga, 6 bulan lalu gubernur Kaltim telah menyurati seluruh kepala daerah agar dapat membentuk sebuah institusi yang bernama Diskominfo,” tandasnya.
Lebih jauh lagi, di UU nomor 12/2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (KIP) salah satunya diamanatkan bahwa di tingkat provinsi harus dibentuk Komisi Informasi Daerah (KID), sementara di daerah memang tidak harus. Tapi bila membutuhkan dapat juga membentuk KID. Dimana, sekretariat KID tersebut diisi oleh personel Diskominfo berikut pelayanan di bidang informasi juga perlu penanganan khusus.
“Saat ini pemerintah tengah menyusun Rencana Peraturan Pemerintah (RPP) tentang e-Government, yang salah satu isinya disebutkan bahwa di tingkat provinsi lembaga yang menangani e-Gov adalah eselon II A sementara di daerah ditangani oleh eselon II B,” ujarnya.
Dengan kata lain, institusi yang menangani e-Gov tidak bisa berbentuk bagian atau kantor melainkan dinas atau badan. “Tapi saya rasa cocoknya dinas karena sifatnya operasional,” singkatnya. Hal yang mendukung pentingnya diskominfo adalah Undang-undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) dan penyiaran yang membutuhkan sparing partner sepadan di daerah.
“Pembentukan Diskominfo ini, bukan latah tapi tuntutan karena kebutuhan daerah semisal ada orang atau perusahaan yang membutuhkan perijinan siaran di daerah, siapa yang akan tangani,” terang Jauhar kepada wartawan harian ini, kemarin. Dalam perjalanannya, Diskominfo memiliki kewenangan lain yang lebih besar yakni mengendalikan Layanan Pengadaan Secara Elektronik (LPSE) untuk jenis pengadaan barang dan jasa pemerintah. LPSE di Kaltim, sudah diterapkan di Kabupaten Berau. Artinya, seluruh proses pengadaan barang dan jasa pemerintah akan dikendalikan sepenuhnya oleh personel yang menguasai IT di Diskominfo.
“LPSE ini bisa jadi semacam UPTD-nya Diskominfo, yang di Kaltim diketuai oleh kepala aplikasi telematika,” jelasnya. Hal ini, kata Jauhar selaras dengan rencana Pemprov Kaltim mewajibkan seluruh daerah di Kaltim menggunakan e-Procurement sebagai sistem manajemen dalam proses pengadaan barang dan jasa pemerintah yang berbasis IT, tahun 2011 mendatang.
“Program dan keberadaan LPSE ini mampu meminimalisir terjadinya tindakan KKN yang biasa terjadi pada proses pengadaan barang dan jasa lewat proses manual. Bahkan, sesuai penelitian efesiensinya bisa sampai 30 persen,” ungkapnya. Tapi, konsekuensinya, seluruh vendor harus dilatih sekaligus menginput data dan lainnya.(ndy)
Sumber : Radar Tarakan (20 Februari 2010) Borneo
Jumat, 19 Februari 2010
Malaysia Airlines Dijadwalkan Terbang Empat Kali Seminggu
TARAKAN – Tak lama lagi, penerbangan antara Tarakan-Tawau bisa dilayani di bandara Juwata, Tarakan. Kepala Bandara Juwata Tarakan H Husni Djau mengaku, beberapa waktu lalu didatangi pihak maskapai penerbangan Malaysia Airlines. Kedatangan manajemen penerbangan negara tetangga tersebut tidak lain adalah untuk menjajaki rencana kerjasama kedua negara, terutama membuka kembali jalur penerbangan Tarakan-Tawau (Malaysia) yang sempat terputus beberapa tahun silam.
“Rencananya mereka akan mengoperasikan pesawat dengan tipe ATR 72 dengan kapasitas penumpang diatas 70 orang,” kata Husni Djau kepada wartawan. Dikatakan Husni, menurut pembicaraan awal yang dilakukan kedua belah pihak, rute awal yang digagas adalah Tarakan-Tawau-Kota Kinabalu. Dari ketiga bandara ini, perjalanan dapat dilanjutkan ke berbagai kota di Malaysia. “Artinya, jika kita sudah bisa menjangkau Tawau dan Kinabalu, maka dengan mudah kita bisa melanjutkan penerbangan ke Kuala Lumpur bahkan Singapura (via Tawau,Red.),” ujar Husni.
Soal harga tiket, memang belum ada kesepakatan harga. Namun, kepala bandara memprediksi, harga yang ditawarkan akan lebih murah karena menggunakan armada Malaysia Airlines. “Minggu depan, kami kembali akan berkoordinasi dengan pengelola bandara di Tawau untuk persiapan segala sesuatunya. Termasuk imigrasi, bea cukai dan karantina,” jelas Husni lagi.
Dikatakan Husni, ketertarikan pihak penerbangan Malaysia Airlines untuk melayani rute ke Tarakan, tidak lain adalah karena fasilitas dan kelas di bandara Juwata yang terus mengalami peningkatan menjadi bandara kelas I khusus internasional. “Memang kita berpikir, yang namanya bandara internasional minimal harus didukung dengan beberapa penerbangan internasional. Alhamdulilah dengan faktor keamanan dan keselamatan yang sudah kita tingkatkan, didukung dengan infrastruktur yang sangat memadai, Malaysia Airlines mulai tertarik,” ungkapnya.
Untuk rencana ini, sambung Husni lagi, pihak Bandara Juwata Tarakan sudah berkoordinasi dengan pemerintah kota dan pemerintah provinsi untuk persiapan penerbangan internasional Malaysia Airlines tersebut ke Tarakan. Pasalnya, untuk penerbangan internasional ini, pihak bandara akan meminta kepada pemerintah kota dan pemerintah provinsi untuk memberikan subsidi sehingga mereka merasa diringankan.
Sementara antara pihak bandara dengan Malaysia Airlines sendiri, saat ini sudah dilakukan koordinasi yang intens. Bahkan pihak Malaysia Airlines menyatakan siap untuk masuk ke Tarakan karena pesawat yang akan digunakan saat ini sudah ready flying.
“Kita tinggal diminta kesiapan ground. Contohnya untuk ruangan check in, ruangan kantor dan lainnya,” serunya. Menurut rencanaya, penerbangan ke Malaysia ini dilakukan 4 kali dalam seminggu. “Tapi kalau memang load factor-nya sudah bagus, kemungkinan besar akan dilakukan setiap hari,” kata Husni.
Memang, sambung Husni lagi, selama ini para pengusaha yang mempunyai bisnis ke Malaysia, ketika menggunakan sarana transportasi speedboat sering diperlakukan seolah-olah mereka itu adalah TKI (tenaga kerja Indonesia). “Kedepan kita akan terus mengupayakan penerbangan internasional, bukan hanya ke Malaysia saja, tapi ke negara lain juga. Karena sesuai dengan rencana terminal yang baru, sudah sangat mendukung,” katanya.
Struktur bangunan terminal baru yang sedang dibangun ini terdiri dari dua sisi, yaitu terminal domestik dan terminal khusus internasional yang dilengkapi dengan empat garbarata. “Insya Allah pembangunan tahap pertama akan selesai 2012,” pungkasnya.(ddq)
Sumber : Radar Tarakan (19 Februari 2010) Borneo
Senin, 15 Februari 2010
Masjid Al Amin Tarakan Nyaris Ludes
Kebakaran di Radio At Tanwir
BORNEO - Kemarin (14/2) sekitar pukul 11.00 Wita, masjid Al-Amin di Jl Yos Sudarso terbakar. Untungnya kebakaran tak sampai meluas dan hanya menghanguskan ruang studio radio At Tanwir, yang memang menyatu dengan masjid. Dugaan sementara, kebakaran disebabkan arus pendek (korsleting).
Salah satu saksi mata, Amat Jaiz (40) mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 11.00 Wita. “Saat itu saya sedang sarapan, kemudian saya lihat sudah ada asap tebal keluar dari jendela di lantai dua. Saat itu juga saya lari dan panggil orang-orang, tapi api sudah mulai besar,” kata pria yang rumahnya berseberangan dengan masjid itu.
“Karena pintu masuk ke studio tersebut dikunci, kamipun berupaya memadamkan api dengan cara memecahkan jendela studio. Di dalam studio tidak ada orang sama sekali. Tapi kecepatan kobaran api tak dapat dielakkan. Api menyebar cepat hingga menghanguskan semua perangkat studio,” lanjut pria yang berdiam di RT 13 No 04 ini. Hal yang sama juga dikatakan Muhammad Idrus Bara (51) dan Latief, pengurus masjid Al-Amin. “Saya masih di dalam masjid (lantai 1) ketika kebakaran,” kata Latief.
Dalam rentang waktu 20 menit kemudian, petugas Pemadam Kebakaran (PMK) dengan 6 mobil PMK tiba di lokasi kejadian dan langsung melakukan pemadaman. “Setelah mendapatkan informasi kami langsung menuju ke lokasi. Karena hari libur dan jalan cukup padat, setelah 20 menit kemudian kami baru sampai. Dan langsung terjun melakukan pemadaman. Namun ternyata tidak ada yang dapat diselamatkan. Semua perangkat studio sudah ludes dilahap api,” beber kepala PMK Tarakan, Hariyanto.
Akhirnya apipun dapat dipadamkan setelah 20 menit kemudian, sekitar pukul 11.45 Wite. “Kami berharap, untuk ke depannya harus ada kesiapan pencegahan dini sebelum akhirnya terjadi seperti ini. Karena penyebab kejadian kebakaran sangat banyak dan salah satunya adalah karena korsleting listrik. Seperti yang terjadi di lantai 2 masjid Al-Amin ini,” terang Hariyanto. Kepolisian sendiri sampai saat ini masih memeriksa beberapa saksi, untuk memastikan penyebab kebakaran ini.
Terpisah, Pimpinan Kantor Dakwah Muhammadiyah Kota Tarakan, Syamsi Sarman membenarkan jika kebakaran diduga akibat korsleting listrik di studio Radio At-Tanwir tersebut. “Karena Studio Radio At-Tanwir memang sudah 1 tahun tidak dijalankan. Hal ini dikarenakan masih menunggu izin dari pemerintah. Mungkin karena korsleting akhirnya terjadi kebakaran,” kata Syamsi.
Ia mengatakan, beruntung kejadian di lantai 2 ini tidak sampai ke ruang salat di lantai 1. Karena aliran listrik di lantai 2 dan lantai 1 terpisah. Sehingga tidak api tidak sampai berkobar kemana-mana. “Selain itu, dengan beberapa orang dan Petugas PMK yang telah bekerja keras memadamkan api, akhirnya apipun dapat padam tanpa menimbulkan korban jiwa,” katanya. Yang jelas, kata dia akibat kebakaran ini kerugian diperkirakan mencapai Rp 150 juta. “Paling tidak dengan kejadian ini kita dapat mengambil hikmahnya. Agar kebih waspada dan berhati-hati,” tandasnya.
Kebakaran itupun menjadi tontonan ratusan warga baik yang berada di sekitar masjid Al-Amin maupun yang melintas. Selain petugas masyarakat dan petugas PMK, beberapa anggota Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) dan aparat Kepolisian ikut mengamankan dan mengawasi pemadaman.
Untuk diketahui, radio At-Tanwir 103.2 FM didirikan pertama kali pada tahun 1995 di masjid Al-Amin atas prakarsa ulama-ulama Muhammadiyah Kota Tarakan. Studio radio dengan luas sekitar 2 x 6 meter tersebut memiliki slogan atau motto Melangkah Bersama Dalam Dakwah Amar Makruf Nahi Mungkar.
“Namun satu tahun terakhir ini studio tersebut terpaksa vakum karena menunggu izin dari pemerintah” kata salah satu pemrakarsa Radio At-Tanwir, Syamsi Sarman. Didirikannya Studio Radio yang berlokasi di Jl. Yos Sudarso RT. 11 lantai 2 Masjid Al-Amin Jembatan Besi (Jembes) Kecamatan Tarakan Timur, Kota Tarakan ini bertujuan untuk mendukung dakwah yang sarat dengan tantangan dan rintangan. “Karena dakwah itu kan tidak hanya dilakukan dengan face to face, melainkan dengan berbagai strategi dan salah satunya lewat radio,” terangnya.
Kru yang terlibat di dalam menjalankan Radio At-Tanwir sekitar 7 orang kebanyakkan dari Ikatan Remaja Masjid (IRMA) Al-Amin. Setiap kru memiliki tugas dan perannya masing-masing sesuai dengan job siaran. “Ada siaran dakwah, mengaji, nasyid dan lainnya,” tegasnya.
Masjid Al-Amin sendiri adalah salah satu masjid tertua di Kota Tarakan. Luas lahannya sekitar 30 x 30 meter yang terletak di Jl. Yos Sudarso RT 11 Jembatan Besi (Jembes) Kecamatan Tarakan Timur. Masjid ini awalnya hanya musala. Pada tahun 1983 musala Al-Amin berubah menjadi masjid Agung Al-Amin. Tentang kepastian berdirinya musala Al-Amin Syamsi mengaku tidak tahu persis. “Pembangunan awalnya langsung dibangun 2 lantai seperti yang dilihat sekarang ini,” beber pria beranak 4 ini. Adapun lahan masjid adalah tanah wakaf bapak mandor Yusuf Gandut yang juga tinggal di Jembatan Besi. (*/jaj/*/sur)
Sumber : Radar Tarakan (15 Februari 2010)
Sabtu, 13 Februari 2010
Adipura Bukan Tujuan Pemkot Tarakan
Borneo – Raihan piala Adipura yang sudah diraih Kota Tarakan sejak beberapa tahun belakangan ternyata masih jauh dibawah nilai dari Kota Bontang, atau lebih mirisnya, Tarakan berada pada urutan di level bawah pada kriteria kota sedang peraih piala Adipura.
“Berdasarkan perkembangan dari tahun ketahun, posisi Tarakan sejak 2 tahun terakhir ini masih dibawah kota Bontang. Kemudian kalau ditingkat nasional, Tarakan berada pada urutan yang agak bawah walaupun kita memang sudah mendapat Adipura,” ujar Ir Subono MT, Kepala Badan Pengelola Lingkungan Hidup (BPLH) Kota Tarakan.
Diraihnya Piala Adipura oleh suatu kota merupakan indikator kondisi fisik lingkungan pada kota tersebut dinilai bersih dan memberi kesejukan pada warganya. Selain itu juga sebagai keberhasilan indikator pengelolaan lingkungan perkotaan (non-fisik), yang meliputi institusi, manajemen, dan daya tanggap.
Meski Pemkot terus berusaha mengejar hal tersebut, namun kata Subono, Pemkot tidak menjadikan upaya untuk meraih Piala Adipura tersebut sebagai tujuan Pemkot. “Kita berupaya untuk selalu menjaga kebersihan dan kesejukan kota bukan untuk Adipura, melainkan berupaya untuk memberikan pelayanan sebaik-baiknya kepada warga masyarakat di kota ini dibanding layanan di kota-kota lainnya,” kata Subono.
“Adipura itu hanya salah satu hasil sampingan, juga sebagai alat kita untuk mengetahui kebersihan, keindahan atau keteduhan kota dibandingkan dari kota-kota lain. Tetapi tujuan utamanya adalah memberikan pelayanan dibidang kebersihan dan keteduhan kota bagi seluruh masyarakat kota Tarakan,” ulangnya.
Dikatakannya, beberapa waktu lalu, Tarakan dikunjungi tim survei Adipura, dari kunjungan tersebut, raihan kebersihan di kota ini terbilang cukup baik, yakni dibawah 70. “Artinya dari segi pengelolaan kebersihan, kita masih cukup. Namun kini kita harus terus bekerja keras apalagi saat ini semakin banyak bermunculan para pedagang kaki lima di trotoar-trotoar jalan raya, akibat musim buah,” sebutnya.
Dari kondisi sekarang ini, Subono mengharapkan kiranya seluruh warga Tarakan dapat menjaga kondisi kebersihan di kota ini. “Ya, tujuannya bukan untuk Adipura, tetapi bagaimana kita bisa memberikan keindahan pada kota ini. Sehingga membiasakan kita pada kehidupan yang sehat,” tutur Subono. (*/sur)
Sumber : Radar Tarakan (13 Februari 2010)
Kamis, 11 Februari 2010
Tim Barongsai Tarakan Bakal Tampil di Malaysia
TARAKAN – Tim Barongsai Tarakan kembali mendapat kesempatan tampil di luar negeri. Tim barongsai yang tergabung dalam Paguyuban Sosial Marga Tionghoa Indonesia (PSMTI) Tarakan akan mengisi pertunjukan bersama di Kuala Lumpur, ibukota Malaysia.
“Bisa dikatakan di sana kita belajar, adu ketangkasan, dan melihat secara langsung teknik dan penguasaan dari tim barongsai Malaysia,” kata Hengdy Leonardo, sekretaris Tim Barongsai PSMTI kepada Radar Tarakan, Rabu (10/2).
Berbagai persiapan dilakukan menjelang kunjungan ke Kuala Lumpur pada 17-27 Februari. Salah satunya menyangkut kesiapan fisik pemain dan rasa percaya diri. Sebab, Tim Barongsai PSMTI bertekad tampil dengan performance terbaik pada pertunjukan nanti. “Kami melakukan latihan 5 kali dalam seminggu,” sebutnya.
Hengdy menyebutkan, selama 10 hari di Negara Jiran, mereka juga akan mempelajari teknik permainan, variasi hingga penguasaan tim Malaysia. “Jadi ini semacam studi banding,” tandasnya.
Ia menilai, tim barongsai luar negeri seperti Malaysia memiliki kemampuan yang lebih baik jika dibanding dengan Indonesia. Walau demikian, tim barongsai Tarakan juga tak bisa dipandang sebelah mata. Mengingat deretan prestasi telah diraihnya mulai even berskala nasional hingga internasional.
“Ini dibuktikan dari kemenangan yang didapatkan setiap kejuaraan tingkat nasional maupun internasional,” ujar Hengdy Leonardo.
Ia juga mengatakan, selama kunjungan di Malaysia juga akan dimanfaatkan tim Barongsai PSMTI Tarakan untuk mempromosikan kebudayaan dan potensi pariwisata di Tarakan. Hengdy mengaku, saat ini sedang berkoordinasi dengan Dinas Kebudayaan, Pariwisata, Pemuda dan Olahraga (Disbudparpora).
“Kami sedang berkoordinasi agar didesainkan kostum adat Tidung yang akan digunakan pada pertunjukan di Malaysia nanti. Jadi orang Malaysia tahu pakaian adat khas Tarakan,” jelasnya.
Hengdy menambahkan, lawatan ke Kuala Lumpur akan mengutus dua tim. Tim B terdiri dari Ongko Ferdian (pemain depan) dan Ade Irawan (pemain belakang). Dan tim C: Candra (pemain depan) dan Wili (pemain belakang).
“Pemain tambor Ferdian dan Candra, sedangkan alat musik dilakukan secara bergilir kedua tim,” pungkas Hengdy Leonardo.(*/muz)
Sumber : Radar Tarakan (11 Februari 2010) Borneo
Entri Populer
-
TARAKAN - DPRD Kota Tarakan meminta kepada Pertamina agar menambah kuota BBM bersubsidi di Kota Tarakan. Hal ini dikarenakan Kota Tarakan s...
-
Tax paying public awareness in Tarakan and Nunukan was quite high. This is evidenced by the tax revenue target has been determined that the ...
-
----===[[[[|||| OOPPSS.. HAS BEEN HACKED ||||]]]]===---- Status : DEFACEMENT Defacer : TARAKAN CODER TEAM |Quick_5ilv3r | Dr. CruZz | Tukuk ...