Redirect to TarakanBais

Minggu, 14 November 2010

Budi Handoyo Kini Danlanud Tarakan

. Minggu, 14 November 2010

Tuntaskan Pembangunan Makolanud

Budi Handoyo Kini Danlanud Tarakan Tuntaskan Pembangunan Makolanud - BorneoTARAKAN - Tongkat komando kepemimpinan di Pangkalan Udara (Lanud) Tarakan resmi berpindah dari Letkol Penerbang Erwan Andrian kepada Letkol Navigasi Budi Handoyo, Jumat (12/11) di Makolanud Tarakan.

Pangkoopsau II Marsma TNI R. Agus Munandar usai acara sertijab mengatakan, penekanan seorang komandan baru tidak harus merubah total apa yang selama ini sudah berjalan di Lanud Tarakan.

“Biasanya pejabat baru kalau menjadi komandan harus merubah total kebijakan yang lama. Itu tidak benar,” tandasnya.

Menurutnya, tugas pejabat baru justru meneruskan apa yang telah dilakukan pejabat lama. Sebab jika tidak diteruskan, maka program yang sudah  dirancang tersebut tidak akan sinergi lagi.

“Mengingat Pangkalan Udara Tarakan ini masih baru, saya minta kepada danlanud yang baru tetap diprioritaskan pembangunannya sehingga dua atau tiga tahun kemudian bisa settled (beres),” harapnya.

Meski demikian, Agus tidak memberi batasan kepada danlanud yang baru untuk berkreativitas, terutama dalam membangun Lanud Tarakan. Jika diseriusi, lanjut Agus, pembangunan di Lanud Tarakan ini dalam satu dua tahun ke depan bisa dipastikan rampung. “Tanahnya saja belum rata. Jalan tembusnya juga belum selesai,” cetusnya.

Untuk diketahui, saat ini pembangunan jalan tembus dari Jl. Mulawarman menuju Makolanud baru rampung sekitar 80 persen. Itu terkendala lantaran di bawah jalan yang sedang dikerjakan tersebut terdapat kandungan batu bara.

“Pembangunannya tahun ini kita harapkan selesai,” harap jenderal berbintang dua di pundaknya ini.

Dijelaskannya, Lanud Tarakan yang berada di wilayah perbatasan jangkauannya tentu adalah sebagai antisipasi terhadap ancaman yang ada.

“Kami tidak memaksakan kepada seluruh pangkalan untuk menjadi pangkalan induk. Namun sebagai sebuah pangkalan, kapanpun pangkalan ini dibutuhkan harus siap untuk perang. Apalagi kalau ada ancaman dari luar,” pungkasnya.

Danlanud yang lama Letkol Penerbang Erwan Andrian mengatakan yang akan menjadi pekerjaan rumah bagi penggantinya adalah melakukan komunikasi dan pendekatan dengan wilayah tetangga seperti Pemkab Berau, Malinau, Bulungan, KTT, dan Nunukan.

“Itu yang belum sempat saya lakukan dan akan saya turunkan kepada pejabat yang baru,” ujarnya.

Selama di Tarakan, Erwan yang terkesan dekat dengan anak buahnya ini mempunyai pengalaman yang cukup berkesan pada saat terjadinya peristiwa kelabu di Tarakan beberapa waktu lalu.

“Terus terang dari permasalahan yang kecil saja dampaknya sungguh besar sekali. Bahkan kami juga merasakan. Saya berpesan, marilah kita ciptakan situasi kondusif yang damai. Jika ini terjadi maka semuanya enak,” kata Erwan yang sempat menampung pengungsi selama beberapa hari di markasnya.

Setelah dari Tarakan, Erwan akan bertugas sebagai dosen penuntun di Sekolah Kesatuan Komando Angkatan Udara di Halim Perdana Kusuma Jakarta. Untuk diketahui, Erwan Andrian bertugas sebagai Danlanud di Tarakan selama 1,2 tahun.

Danlanud Tarakan yang baru Letkol Navigasi Budi Handoyo mengaku akan meneruskan hal-hal yang baik dari komandan lama, terutama di bidang pembangunan insfrastruktur dan pembinaan mental prajurit. Sehingga ke depannya para prajurit dapat menjalankan tugasnya sebagai prajurit TNI AU yang baik.

“Yang saya lanjutkan pertama adalah membangun infrastruktur sedemikian rupa sehingga dapat teratur rapi dan para anggota ditingkatkan kedisiplinan. Sehingga semua siap menjalankan perintah dalam suasana genting dalam menjalankan tugas,” kata Budi.

Lanud Tarakan, jelasnya, adalah sebagai pangkalan aju terdepan yang merupakan pangkalan udara yang sewaktu-waktu dihadapkan dengan perselisihan negara lain. Untuk itu, Lanud Tarakan dituntut harus siap untuk melakukan perang. “Apapun situasinya kalau mewajibkan kami untuk terbang, kami siap,” tegas pria yang menjabat Danlanud Tarakan kedua.

Terkait pembangunan makolanud, terutama fasilitas jalan masuk, menurut Budi penyelesaiannya tinggal 20 persen lagi. Itu dipengaruhi adanya faktor alam, yaitu kandungan batu bara di dalamnya. Untuk itu rencananya kandungan batu bara tersebut akan dikeruk dan akan diuruk.

“Insya Allah akhir bulan ini selesai,” pungkas Budi yang sebelumnya menjabat Komandan Sekolah Komando Kesatuan TNI Angkatan Udara.(ddq)

Sumber: RadarTarakan (13 November 2010) Borneo

Entri Populer

Label

 

Link Banner

Total Tayangan Halaman

Powered By Blogger

Sahabat Tarakan

Tarakan Borneo Lovers is proudly powered by Blogger.com | Template by o-om.com