Mahal, Bahan Baku 95 Persen dari Jawa
Soni Lolong, salah seorang kader batik Tarakan kepada Radar Tarakan mengatakan, bahan baku pembuatan batik motif Tarakan 95 persen dari Jawa. “Kami sih maunya pemerintah dan pihak terkait lainnya sangat diharapkan dapat membantu untuk mempromosikan keberadaan batik Tarakan,” tandas Soni. Harga batik Tarakan satu helai dengan ukuran 2 x 15 meter mencapai Rp 150 ribu. Sementara batik Jawa dan sejenisnya (motif batik) sekitar Rp 80 hingga Rp 100 ribu per helai.
Tapi harus diketahui, kualitas batik Tarakan, utamanya batik cap memang baik. Ditambah nilai estetika yang ditampilkan 4 motif khas Tarakan (diantaranya ukiran kayu, logam dan anyaman) pun mampu menarik minat pecinta batik. “Batik Tarakan juga siap menjadi ikon baru Kota Tarakan,” ujar Soni yakin.
Dikatakan untuk sumberdaya manusia (SDM) pembatik, pihaknya sangat terbantu dengan dukungan Disperindagkop-UKM Tarakan yang menyekolahkan sekitar 20 pembatik Tarakan ke Yogyakarta. “Setiap satu orang pembatik yang disekolahkan tersebut, diharapkan mampu melatih sebanyak 10 warga Tarakan untuk menjadi pembatik. Jadi kami perkirakan pada tahun ini jumlah pembatik untuk batik cap khas Tarakan ada sekitar 400 orang,” tukasnya.
Terkait kualitas batik, Soni memastikan hampir keseluruhan batik Tarakan adalah batik cap dengan kualitas yang baik. Berbeda dengan batik kebanyakan yang harganya jauh lebih murah, yang rata-rata merupakan hasil kerja mesin. “Batik asli itu warna dan motif batik pada kain di bagian depan sama terangnya dengan di bagian belakangnya. Kalau hasil kerja mesin, bagian depan terang sementara di bagian belakang kain, kabur,” jelas Soni.
Lalu dari kualitas pencampuran warna. Batik berkualitas kata dia memiliki penyatuan warna (kontaminasi) yang padu sehingga tak menyisakan batas yang jelas antara warna satu dengan yang lain. Akibatnya goresan motif terlihat tak simetris. “Kalau yang hasil cetakan mesin pembatas antar warna sangat kentara,” tutupnya.(ndy)
Sumber : radartarakan.co.id (27 Juli 2011)